SEMARANG, HUMAS MKRI - Hakim Konstitusi Arief Hidayat dan Sekretaris Jenderal MK Heru Setiawan hadir dalam pembukaan acara Diponegoro Law Fair 2023 pada Jumat (27/10/2023). Kegiatan berskala nasional ini mengangkat tema “Rejuvenasi Nilai Demokrasi terhadap Penegakan Hak Asasi Manusia Menuju Tercapainya Negara Hukum Pancasila.”
Dalam acara yang digelar secara hybrid ini, Hakim Konstitusi Arief Hidayat dalam ceramahnya mengatakan Pancasila merupakan pedoman dalam menjembatani heterogenitas masyarakat di Indonesia. Hal ini tercermin dari pelaksanaan sidang BPUPK saat menentukan dasar-dasar negara Indonesia. Keteladanan para pendiri bangsa itu dapat dijadikan cermin bagi generasi yang hidup pada masa kemerdekaan ini untuk melahirkan negara hukum yang demokratis dan berketuhanan.
“Jadi, Indonesia itu tidak sekadar negara hukum dan demokratis karena adanya sila pertama Pancasila. Artinya, agama dan keyakinan yang ada di Indonesia disinergikan untuk dijadikan dalam berhukum dan berdemokrasi,” ucap Arief di hadapan para peserta yang telah siap berkompetisi pada Babak Semi Final Diponegoro Law Fair 2023.
Oleh karena itu, menurut Arief, berhukum di Indonesia harus disinari dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Berhukum di Indonesia tidak sekuler sebagaimana negara-negara besar yang menyatakan diri sebagai negara demokratis. Demikian juga dengan aspek ekonomi dan politik di Indonesia, semua didasarkan pada berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga, Indonesia bukanlah negara yang menganut welfare state, tetapi negara religious welfare state.
“Untuk itu, mari pelajari hukum yang berkarakter Pancasila sebagaimana dasar dan pedoman bernegara bagi bangsa Indonesia. Pancasila tidak diganti selama Indonesia berdiri. Pancasila memiliki keberlakuan yang bersifat permanen,” pesan Arief kepada generasi hukum masa depan yang hadir pada gelaran akbar akademik ini.
Sekilas Diponegoro Law Fair 2023
Untuk diketahui, kegiatan Diponegoro Law Fair 2023 merupakan bagian dari kerja sama Mahkamah Konstitusi dengan Universitas Diponegoro. Kegiatan ini terdiri atas beberapa kompetisi yang diikuti oleh peserta dari beberapa universitas. Adapun kompetisi yang digelar yakni Lomba Debat Nasional; Lomba Debat Internal; Contract Drafting and Negotiation Competition; Seminar Hukum Nasional; dan Lomba Karya Tulis Ilmiah.
Gelaran akademis ini bertujuan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan pemikiran hukum progresif bagi para mahasiswa hukum, sehingga lebih memahaminya secara mendalam dan komprehensif. Selain itu, beberapa kompetisi yang dilaksanakan diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa fakultas hukum di universitas seluruh Indonesia untuk berkompetisi secara sehat; menumbuhkan kemampuan mengungkapkan argumen; menumbuhkan minat menulis; dan melatih soft skill peserta sebagai calon praktisi/pakar hukum di masa depan.
Penulis: Sri Pujianti
Editor: Nur R.