PADANG, HUMAS MKRI - Wakil Ketua MK Saldi Isra memberikan motivasi dalam kegiatan Pembekalan dan Motivasi kepada Wisudawan Universitas Andalas (Unand) pada Jumat (29/9/2023) di di Auditorium Unand, Padang,. Di hadapan 2.300 wisudawan, Saldi menceritakan perjuangan dirinya mendesain masa depan, bermula dari keinginan kuliah di bidang teknik, lantas tersesat di jalan yang benar di bidang hukum tata negara. Mengenang masa-masa menjadi wisudawan di Unand, Saldi menceritakan perjalanan proses dirinya pada 9 Maret 1995 hadir di kampus yang sama untuk disematkan sebagai Wisudawan Sarjana Hukum dengan predikat Summa Cum Laude dengan indeks prestasi kumulatif 3.86.
Diakui Saldi, pada masanya, predikat Summa Cum Laude termasuk predikat yang cukup langka. Sebab pada masa itu belum terdapat standardisasi atau ketentuan baku berupa jumlah nilai A yang harus diperoleh dari keseluruhan mata kuliah yang diikuti dan bahkan persentase mata kuliah yang tidak boleh gagal. Berbeda halnya dengan masa perkuliahan saat ini, kata Saldi, semua telah didesain dengan sistem sehingga banyak mahasiswa yang mampu meraih nilai tertinggi sebagaimana kemampuannya, namun bisa saja nilai tersebut didapat karena bantuan atas sistem penilaian yang sudah dirancang dengan baik.
Saldi pun berbagi pengalaman lebih jauh tentang perjalanannya menempuh masa studi sejak sekolah dasar hingga menjadi siswa dengan nilai ujian murni tertinggi di wilayah Sumatera Barat, namun gagal hingga beberapa kali saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Pada 1990 di usia memasuki 22 tahun, barulah ia berhasil terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas. Tak mudah bagi seorang siswa kelas A1 (Fisika) yang terbiasa belajar hitungan, menjadi mahasiswa yang harus lebih banyak mencatat dan membaca dengan pemahaman yang baik tentang berbagai teori hukum.
“Usaha tak pernah sia-sia. Pada semester pertama saya meraih IP 3.71 dan pada semester dua IPK saya pun berada pada angka sempurna 4.00. Mendapati nilai yang lebih baik dibanding teman seangkatan, saya mulai serius memikirkan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan. Saya ingin menjadi dosen dan saya memulainya dengan menjadi mentor belajar bagi teman seangkatan. Saya bisa menjadi mentor karena saya secara usia lebih tua dibandingkan teman seangkatan dan memiliki nilai lebih tinggi,” kisah Saldi dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Rektor Unand Yuliandri.
Cita-Cita Sebagai Dosen
Sadar akan keberadaannya memasuki dunia perkuliahan pada usia yang lebih tua dibandingkan teman seangkatan, Saldi pun bertekad untuk tidak menyia-nyiakan waktu belajar. Saldi tak hanya serius belajar, tetapi juga serius berorganisasi. Ia membuktikan tak harus memilih satu di antara kedua hal itu, tetapi menjalankan keduanya dengan sempurna justru menjadi nilai tambah untuk bekal menghadapi masa depan. Singkatnya, selang satu hari dari wisuda, Saldi pada 11 Maret 1995 mendapatkan SK sebagai dosen di Universitas Bung Hatta Padang. Kariernya semakin mantap untuk menjadi bagian dari kalangan akademisi bidang hukum tata negara. Tak butuh waktu lama, Saldi pun mengikuti seleksi sebagai dosen di Unand. Dan pada hari ini, ia berdiri di hadapan para wisudawan sebagai hakim konstitusi dan ahli hukum tata negara.
Dari perjalanan hidupnya Saldi ingin para wisudawan dari berbagai jurusan yang pada beberapa hari mendatang akan mengikuti seremonial untuk melangkah dengan pasti menuju tahap kehidupan selanjutnya. Dengan perbekalan di perkuliahan selama empat tahun, diharapkan para wisudawan telah memiliki bekal mumpuni untuk bersaing secara ketat dengan keunggulan diri masing-masing.
“Wisuda ini hanyalah inaugurasi menuju ke tempat berikutnya yang sudah direncanakan. Hal yang harus dipersiapkan bagi yang belum punya pilihan pada hari ini adalah mempersiapkan mental untuk kalah pada tahap awal dengan persaingan dengan orang lain. Siap dengan pertarungan ketat karena sejatinya kuliah itu bekal bagi kita untuk memperbaiki mindset dalam menatap masa depan,” pesan Saldi.
Tak sebatas itu, Saldi pun menyemangati para wisudawan yang akan memasuki pertarungan masa depan untuk melekatkan dalam pikiran bahwa lulusan dari universitas itu pada dasarnya sama secara kualitas. Hal yang perlu diyakinkan pada diri para wisudawan adalah pemetaan pola pikir untuk menangkap momentum-momentum dalam menghadapi masa depan. Perbekalan yang diberikan kampus sudah sangat cukup memadai, sehingga para mahasiswa harus sabar serta terus belajar dengan tidak menjadikan kuliah sebagai titik (akhir) untuk belajar.
Penulis: Sri Pujianti.
Editor: Nur R.