INILAH.COM, Yogyakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) siap membina para pengikut Ahmadiyah di provinsi ini yang bertobat dan kembali ke ajaran agama Islam yang benar.
Ketua MUI DIY Drs KH Thoha Abdurrahman di Yogyakarta, Rabu (23/4) mengatakan pihaknya bersedia membina para anggota Ahmadiyah yang sudah bertobat, sekaligus membimbingnya untuk kembali ke ajaran Islam yang benar.
"MUI Pusat pada 2005 sudah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah sesat. Saat itu juga kami bersama Pemprov DIY menindaklanjuti dengan mengeluarkan imbauan agar pengikut Ahmadiyah di provinsi ini tidak demonstratif dalam kegiatannya, dan tidak perlu gusar dengan keputusan tersebut," katanya.
Dengan adanya fatwa MUI tentang Ahmadiyah, dan kemudian menimbulkan kontroversi, menurut dia sebaiknya masalah itu diserahkan kepada pemerintah untuk menindaklanjuti fatwa MUI tersebut.
"Kemudian segera menyelesaikannya agar tidak berlarut-larut," katanya.
Keputusan pemerintah tentang Ahmadiyah bertujuan untuk meredam gejolak di kalangan umat Islam terhadap Ahmadiyah.
"Untuk itu, kami mengimbau umat Islam untuk tidak bertindak anarkis dan main hakim sendiri. Biarkan pemerintah memutuskan mengenai keberadaan Ahmadiyah di Indonesia, sehingga tidak terjadi kericuhan," katanya.
Mengenai jumlah pengikut Ahmadiyah di DIY, Thoha mengatakan jumlahnya tidak terlalu banyak, dan selama ini mereka tidak menimbulkan masalah, terutama bagi umat Islam lainnya.
"Bahkan mereka memiliki aset seperti sekolah dan perguruan tinggi bernama PIRI. Namun, silakan saja aset itu dijaga dan dikelola, asal tidak untuk mengajarkan kepercayaan yang dinilai sesat," katanya.
Kata dia, selama ini di DIY tidak terjadi gejolak sehubungan dengan fatwa MUI tersebut. Para pengikut Ahmadiyah telah melaksanakan imbauan MUI dan Pemprov DIY untuk tidak melakukan kegiatan secara mencolok.
"Bahkan mereka tidak memasang logo Ahmadiyah di kompleks gedung sekolah PIRI, dan gurunya juga tidak mengajarkan tentang keahmadiyahan, sehingga sekolah serta perguruan tinggi itu terkesan sebagai lembaga pendidikan umum," katanya.[*/L6]
Sumber www.inilah.com
Foto www.google.co.id