JAKARTA, HUMAS MKRI - Perayaan Natal dan Tahun Baru Keluarga Besar Mahkamah Konstitusi (MK) berlangsung penuh keakraban pada Kamis (12/1/2023) siang di Ruang Delegasi MK. Kegiatan tersebut diikuti oleh pegawai MK yang beragama Nasrani serta dihadiri oleh Ketua MK Anwar Usman, Hakim Konstitusi Arief Hidayat, Hakim Konstitusi Manahan MP Sitompul, Hakim Konstitusi Daniel Yusmic Pancastaki Foekh, Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams, Hakim Konstitusi Saldi Isra, Hakim Konstitusi Suhartoyo, Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih, Hakim Konstitusi M. Guntur Hamzah, dan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal MK (Plt Sekjen MK) Heru Setiawan. Selain itu, hadir pula Hakim Konstitusi periode 2008-2018 Maria Farida Indrati, mantan Panitera MK Kasianur Sidauruk, serta Gregorius Seto Hariyanto dari Forum Konstitusi.
“Dalam kesempatan ini, izinkanlah saya mengucapkan selamat hari Natal kepada saudara-saudara saya umat kristiani di Mahkamah Konstitusi dan selamat Tahun baru 2023. Semoga perayaan Natal tahun 2022, membawa kedamaian bagi semua, tidak hanya bagi umat kristiani yang merayakannya, namun juga bagi kita bangsa Indonesia. Demikian pula di tahun yang baru ini, semoga tahun 2023 yang baru kita masuki, akan lebih baik dan sukses dari tahun sebelumnya,” kata Ketua MK Anwar Usman saat menyampaikan sambutan.
Untuk itu, Anwar mengajak umat Kristiani di MK untuk terus memiliki spirit menebar kebaikan kepada sesama. Kebaikan yang abadi (eternal) dan tidak berhenti pada momen Natal saja, tetapi berlangsung sepanjang tahun, sepanjang waktu. Kebaikan yang luas, tak berbatas, tanpa melihat perbedaan sebagai hal yang menimbulkan friksi, tetapi sebagai sebuah destiny, rahmat dan anugerah Tuhan yang Maha Kuasa.
“Dengan memiliki pijakan nilai kebaikan bersama itulah, kita akan mampu menegakkan hukum dan keadilan, mengawal demokrasi dan konstitusi, dalam bangsa yang bhinneka tunggal ika,” terang Anwar.
Lebih lanjut Anwar menjelaskan, spirit Natal yang positif di awal tahun ini tentu menjadi kewajiban kita bersama untuk merawat dan melestarikannya. Kita patut bersyukur bahwa Tuhan YME sudah menganugerahkan begitu banyak nikmat kepada kita semua. Salah satu di antaranya adalah keharmonisan hubungan inter dan antar umat beragama di lingkungan MK. Nikmat dan berkah dari Tuhan inilah yang tak boleh lelah kita syukuri, sekaligus kita perbaharui semangatnya, agar ke depan seluruh pegawai MK tetap mampu bekerja dalam atmosfer yang hangat, kolaboratif, kooperatif, dan suportif. Sebuah modal yang sangat berharga, mengingat keberagaman dan potensi yang kita miliki.
“Jika kita hendak melihat ke belakang (flashback) sekilas, melihat kepada sejarah perjuangan bangsa, akan ditemukan betapa perbedaan dan kebhinnekaan Indonesia diperjuangkan dengan begitu beratnya oleh para pendiri bangsa. Sebagai sebuah fakta sosial, berbagai perbedaan yang ada di bumi pertiwi memang merupakan anugerah-Nya, sekaligus tantangan yang luar biasa,” tegas Anwar.
Anwar menyebutkan membingkai perbedaan tersebut dalam semangat harmoni dan persatuan bukanlah hal yang mudah. Meski begitu, upaya pendahulu kita telah mewariskan sebuah sistem sosial yang mampu merawat perbedaan tersebut menjadi berkah. Sebagai generasi penerus, kita semua yang hadir di sini tentu bertekad untuk terus merawat nilai-nilai kasih sayang (love), kemanusiaan (humanity) dan perdamaian (peace), sehingga perbedaan tersebut menjadi rahmat bagi semesta alam. Kiranya, semangat itu pulalah yang menjadi semangat perayaan Natal, untuk terus menebar kasih sayang kepada sesama, apapun latar belakangnya.
Memperteguh Kerukunan Beragama
Natal tahun ini yang bertema “…Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain” merupakan pengingat yang baik bagi upaya-upaya memperteguh kerukunan berbangsa dan bernegara, sekaligus menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah. Bagi umat kristiani, tema Natal ini tentu telah dipahami utamanya dari aspek historikal. Dimana sejarah telah mengisahkan, bahwa Raja Herodes hendak membunuh Yesus demi mempertahankan kekuasaannya. Sehingga raja mengutus orang-orang majus, untuk mencari bayi Yesus dan membawa kepadanya. Namun, orang-orang majus tersebut justru mengambil jalan pulang yang lain, demi menyelamatkan diri dan Yesus guna menghindari kekejaman Raja Herodes.
Anwar menjelaskan kisah tersebut serupa dengan yang terjadi kepada bayi Musa ketika Firaun sedang berkuasa. Pembunuhan terhadap bayi laki-laki dilakukan demi mempertahankan kekuasaan. Namun sebagaimana sejarah mengisahkan, bayi Musa justru diselamatkan oleh istri Firaun dan tinggal di dalam kerajaannya.
Dari dua kisah di atas, banyak makna dan pelajaran yang dapat kita petik. Yang pertama tentulah bahwa sebagai makhluk (umat manusia), kita harus selalu mengikuti perintah-Nya dan senantiasa berikhtiar melakukan kebaikan. Karena makhluk hanya dapat bergerak di atas jalan sang Khalik (Pencipta/Tuhan), karena jalan Tuhan adalah jalan takdir bagi makhluk/umat manusia. Kelahiran Yesus atau Musa, adalah Takdir Tuhan yang tidak dapat diingkari atau dipungkiri oleh siapapun, umat manusia.
Bergandeng Tangan
Dalam konteks hari ini, Anwar melanjutkan, ujian yang dialami oleh seluruh umat manusia di dunia, yaitu virus Covid-19, juga dapat dimaknai sebagai takdir Tuhan yang tidak dapat kita hindari. Namun, bukan berarti kita hanya dapat berpangku tangan dan menerima takdir atas wabah yang terjadi. Melainkan harus tetap berikhtiar untuk terus mencari solusi dan bergandengan tangan dalam menghadapi takdir yang diberikan Tuhan kepada seluruh umat manusia. Kita patut bersyukur, bahwa sebagai sebuah bangsa, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil melewati Pandemi Covid-19, dibandingkan negara-negara yang lain. Termasuk kondisi ekonomi negara kita yang cukup stabil, dibandingkan negara-negara lain di dunia yang hingga saat ini mengalami resesi dan keterpurukan ekonomi yang cukup dalam.
Oleh karena itu, dalam suasana kebahagiaan Natal yang terasa hangat, mudah-mudahan dapat menguatkan niat baik kita semua, dalam rangka terus mengabdi dan melakukan kerja mulia dalam mengawal hak konstitusional warga negara. Sesungguhnya setiap kerja dan upaya kita didasari pada niatnya, maka marilah kita bersama-sama berniat baik untuk saling mengisi dengan baik jalan konstitusional yang diamanahkan bangsa dan negara untuk kita.
Membangun Solidaritas
MK, sambung Anwar, merupakan rumah kita bersama. Untuk itu, Perayaan Natal di MK ini dapat kita lihat sebagai modal sosial dalam membangun solidaritas dan spirit berkontribusi positif ke lembaga, demi rumah bersama yang lebih sejahtera, aman, nyaman dan damai sentosa. Marilah bersama-sama kita menjadi umatNya yang taat, yang menjalankan berbagai perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya, sekaligus menjadi insannya yang mendasarkan hidup pada kemanusiaan yang adil dan beradab.
Anwar mengajak kepada seluruh jajaran MK untuk menjadikan MK sebagai lembaga peradilan yang berketuhanan, yang bukan saja menegakkan hukum dan keadilan, tetapi juga menegakkan nilai-nilai kasih sayang dan kemanusiaan yang bersifat universal, demi persatuan dan kesatuan bangsa yang kita cintai.
Pada kesempatan yang sama, Ketua MK Anwar Usman dengan didampingi Hakim Konstitusi Manahan MP Sitompul menyerahkan pemberian kasih kepada Pengurus Panti Jompo Kasih Sayang. Berikutnya Hakim Konstitusi Arief Hidayat dengan didampingi Hakim Konstitusi Daniel Yusmic Pancastaki Foekh menyerahkan pemberian kasih kepada Yayasan Felicia Angel Kids (Panti Asuhan Holy Angel).
Penulis: Utami Argawati.
Editor: Nur R.