MONGOLIA. HUMAS MKRI – Delegasi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) yang dipimpin oleh Hakim Konstitusi Manahan Sitompul dalam kunjungan kerjanya ke Mahkamah Konstitusi Mongolia membahas sejumlah kegiatan pasca-kongres WCCJ dan juga persiapan Board of Members Meeting AACC di Gedung MK Mongolia, Ulaanbataar, Mongolia pada Senin (28/11/2022) silam. Bilateral meeting antara MKRI dengan MK Mongolia merupakan kali pertama sejak kedua lembaga peradilan konstitusi berdiri, terlebih lagi pertemuan tersebut berlangsung di penghujung tahun 2022. Manahan Sitompul disambut hangat oleh Ketua MK Mongolia Chinbat Namjil didampingi Nandzaddorj Tsagaan, Hakim Konstitusi MK Mongolia, serta pejabat lainnya di lingkungan MK Mongolia.
Mengawali sambutannya, Manahan Sitompul menyampaikan terima kasih dan salam dari ketua MK Anwar Usman serta hal-hal yang berkaitan dengan hasil kongres WCCJ yang telah digelar di Bali pada bulan Oktober 2022 di Bali yang juga dihadiri oleh Ketua MK Mongolia. “Kami sangat berterima kasih atas sambutan yang luar biasa dari MK Mongolia dan kami menyampaikan salam dari Ketua MK Anwar Usman dan juga kami akan menginformasikan perihal rencana MoU dengan MK Mongolia serta agenda AACC dan pengembangan organisasi CCJA,” ungkap Manahan.
Chinbat Namjil menyampaikan bahwa Mongolia dan Indonesia punya sejarah panjang dan hubungan baik sejak awal Indonesia berdiri. “Mongolia dan Indonesia adalah dua negara yang telah menjalin hubungan baik sejak era Presiden Soekarno, maka kami tentu sangat bergembira dengan hadirnya hakim MKRI di sini dan akan menindaklanjutinya dengan kerja sama yang konkret,” paparnya.
Persiapan Agenda AACC dan Proyeksi Kerjasama dengan MKRI
Selain mengupas mengenai kegiatan di forum WCCJ, Manahan juga mengonfirmasi perihal persiapan kongres AACC untuk suksesi ketua AACC dari Mongolia ke MK Thailand. “Jadi kami ingin mengkonfirmasi perihal agenda Meeting of the Secretaries General (MSG) dan The Board of Members Meeting (BOMM) yang nantinya akan digelar di Mongolia, sejauhmana persiapan dan apakah sudah terjalin komunikasi dengan MK Thailand,” tanya Manahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Chinbat Namjil menjelaskan bahwa agenda kongres telah dipersiapkan dengan baik. “Sebelumnya kami menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat AACC bidang perencaaan dan koordinasi di MKRI yang telah mendukung pelaksanaan kongres AACC tahun lalu di Mongolia, kami berharap untuk kegiatan tahun depan, sekretariat AACC di MKRI dapat tetap memberikan support,” papar profesor National University of Mongolia ini.
Chinbat Namjil dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan perihal keinginan MK Mongolia untuk bekerja sama dengan MKRI seperti peningkatan kapasitas sumber daya manusia antara kedua lembaga.
“MK Mongolia berharap bisa bekerja sama dengan MKRI dalam hal pertukaran pegawai, untuk meningkatkan sumber daya manusia dan juga adanya transfer of knowlegde, sharing pengalaman di bidang penanganan perkara-perkara konstitusi,” imbuh mantan hakim di MA Mongolia ini. Menanggapi hal tersebut, Manahan menyambut baik usulan dari MK Mongolia dan akan menindaklanjutinya dalam MoU antara kedua lembaga tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Manahan juga menyampaikan perkembangan terkini di MKRI, demikian juga Chinbat Namjil memaparkan informasi terkait dengan upaya peningkatan kapasitas lembaga seperti pengembangan teknologi informasi yang mendukung persidangan serta putusan-putusan MK Mongolia. Satu hal yang membedakan dengan MKRI bahwa MK Mongolia dapat menguji perjanjian internasional. Bilateral Meeting diakhiri dengan tukar menukar cinderamata. (*)
Penulis: M. Mahrus Ali
Editor: Lulu Anjarsari P.