Eddi santosa - detikcom
Budapest - Sudah selayaknya dunia mengakui Indonesia sebagai negara paling demokratis ketiga setelah India dan Amerika. Indonesia juga contoh islam dan demokrasi tidak berbenturan.
Prof Dr Bachtiar Effendy (UIN Jakarta) mengemukakan hal itu dalam diskusi bertema 10 Years Reform: The Role of Indonesia in the Dinamics of the East Asia Region di Hungarian Institute of International Affairs, Budapest, (17/4/2008).
Menurut Bachtiar, proses reformasi di Indonesia pascamultikrisis 1998 dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah memberikan dasar-dasar dan pembelajaran positif bagi terciptanya masyarakat madani, pemerintahan yang baik dan negara yang demokratis.
Menyinggung masalah demokrasi dan Islam, Bachtiar menekankan kembali arti penting kedua aspek tersebut bagi Indonesia dalam perannya di fora internasional. "Karena Indonesia telah menunjukkan contoh bahwa demokrasi dapat diterapkan secara baik di tengah-tengah masyarakat mayoritas Islam," tegasnya.
Modalitas tersebut, lanjut Bachtiar, telah memberikan nilai lebih bagi Indonesia dalam memainkan peran pentingnya khususnya di kawasan. "Demokrasi itu sendiri pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada stabilitas ekonomi," tandasnya.
Cina dan Konsolidasi
Selain Bachtiar, diskusi yang merupakan bagian dari kampanye diplomasi publik Indonesia di luarnegeri, itu juga menghadirkan Dr. Rizal Sukma (CSIS) dan M. Fauzi Ichsan, MA (Wakil Presiden Standard Chartered Bank Jakarta).
Rizal menggarisbawahi munculnya Cina sebagai kekuatan ekonomi baru di kawasan dan dunia, terutama mengenai tantangan dan peluang atas perubahan-perubahan peta kekuatan politik dan ekonomi di kawasan terkait dengan kepentingan nasional Indonesia.
"Fenomena new emerging regional order tersebut perlu disikapi oleh Indonesia dengan memperhatikan tiga hal," kata Rizal.
Ketiga hal itu memperkuat konsolidasi dalam komunitas ASEAN, membangun institusi regional yang lebih luas seperti ARF dan APEC, dan memajukan strategi kerjasama bilateral terutama dengan kekuatan-kekuatan ekonomi Asia seperti Cina, Jepang dan Korea Selatan.
Sementara Fauzi memaparkan indikator-indikator tendensi menurunnya perekonomian global sebagai akibat anjloknya perekonomian Amerika. Meskipun demikian, Fauzi menegaskan rasa optimisnya akan masa depan Indonesia halmana diyakini akan tetap memegang peranan penting di kawasan Asia Tenggara dan Asia. ( es / es )
Sumber: http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/04/tgl/21/time/192309/idnews/926983/idkanal/10
Foto: http://ryosaeba.files.wordpress.com/2007/08/indonesia-raya.jpg