PADANG, HUMAS MKRI – Peluncuran dan Bedah Buku Karya Literasi Civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Andalas (FH Unand) diselenggarakan pada Kamis (9/12/2021) di Convention Hall Unand. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara dalam rangka 70 Tahun FH Unand.
“Sudah sewajarnya jika Fakultas Hukum Universitas Andalas melakukan penerbitan buku tentang berbagai persoalan isu hukum, mengingat peran pendidikan tinggi hukum adalah melakukan edukasi dan literasi bagi mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,” kata Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman dalam kata sambutannya.
Edukasi dan Literasi Bidang Hukum
Anwar menegaskan, proses edukasi dan literasi kepada mahasiswa maupun masyarakat tidak boleh berhenti, tetapi harus terus dilakukan karena menjadi kunci kesuksesan dalam membangun sebuah bangsa dan negara. Edukasi dan literasi di bidang hukum akan memudahkan jalan kita sebagai sebuah bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
“Ikhtiar kita bersama para pembelajar dan penggiat hukum, baik para akademisi maupun praktisi, sejatinya merupakan suatu ikhtiar bersama dalam membangun peradaban manusia yang lebih baik. Sejarah telah mencatat dan memberikan pelajaran yang berharga kepada kita bahwa kesadaran untuk memperlakukan manusia secara adil melalui hukum adalah hal yang mutlak dilakukan. Sejarah tentang hukum dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah peradaban umat manusia,” tegas Anwar.
Anwar melanjutkan, jika merujuk kepada sejarah zaman Mesopotamia yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, dapat ditemui peninggalan sejarah berupa kumpulan balok batu hitam. Kumpulan hukum yang terukir di batu itu disebut sebagai Kode Hammurabi karena merupakan peninggalan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno yang berkuasa pada 1728–1686 SM. Potongan batu kumpulan hukum tersebut ditemukan oleh arkeolog Perancis M. De Morgan yang tersimpan di Museum Louvre di Paris.
Kisah Raja Hammurabi ini, sambung Anwar, oleh para peneliti dan arkeolog kerap dikaitkan dengan keberadaan Abraham atau dalam agama Islam dikenal dengan Nabi Ibrahim. Berbagai teks dalam alkitab begitu mencolok kemiripannya dengan berbagai teks karya sastra Mesopotamia. Bahkan beberapa peneliti mengambil kesimpulan bahwa antara teks alkitab dan karya sastra Mesopotamia memiliki ketergantungan di antara keduanya karena banyak kesamaan di dalamnya.
“Terlepas dari perdebatan sejarah atas masalah tersebut, hal yang terpenting bagi para sarjana hukum melihat fenomena hasil penemuan sejarah itu bahwa hukum dan keadilan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan. Sebagian catatan sejarah menceritakan bahwa salah satu sebab runtuhnya peradaban dan kerajaan Mesopotamia yang dikenal memiliki bangunan yang begitu besar dan megah disebabkan masalah perbudakan dan ketidakadilan,” tandas Anwar.
Menjaga Peradaban
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Hakim Konstitusi Saldi Isra. Dalam ceramah kuncinya, Saldi menekankan pentingnya budaya menulis terutama bagi kalangan kampus.
“Salah seorang filsuf terkenal bernama Albert Camus mengatakan bahwa penulis itu menulis bertujuan menjaga peradaban dari kehancuran. Jadi, kalau kita menuliskan dalam apapun bentuknya dan dibaca oleh orang lain, apapun respons pembaca, berarti kita bagian dari menjaga atau membangun peradaban itu sendiri,” tegas Saldi.
Dengan demikian menurut Saldi, kalau ada orang, terutama dari kalangan kampus tidak memiliki semangat menulis dan menuangkan pemikiran-pemikirannya, berarti orang ini tidak ingin membangun peradaban dan sekaligus tidak mempertahankan peradaban itu sendiri dari kehancuran.
“Saya melihat apa yang dilakukan warga Fakultas Hukum Universitas Andalas yang hari ini melahirkan 43 buku, ini bagian dari setting besar untuk membangun dan mempertahankan peradaban itu sendiri,” ujar Saldi.
Namun demikian, Saldi tetap menaruh prihatin dengan jumlah literasi di Indonesia. Menurut Saldi, salah satu ketertinggalan negara Indonesia dibandingkan negara-negara lain adalah jumlah literasi yang dihasilkan sangat terbatas. Ini menjadi tantangan bagi fakultas hukum untuk lebih produktif di tahun-tahun mendatang.
“Penulis yang baik bukanlah penulis yang hanya mampu menyalurkan spirit dirinya sendiri. Penulis yang baik adalah orang yang mampu menelurkan semangat bagi orang di sekitarnya,” pungkas Saldi.
Selanjutnya Rektor Unand Yuliandri menegaskan bahwa Peluncuran Buku Karya Literasi Civitas FH Unand menjadi momentum yang luar biasa. Yuliandri memberikan apresiasi atas peluncuran buku ini.
“Atas nama pimpinan Unand, kami mengucapkan terima kasih dan selamat kepada semua Civitas Akademika FH Unand. Khususnya yang telah banyak berkontribusi dalam menghasilkan berbagai karya. Ini adalah rangkaian dari setiap Lustrum Fakultas Hukum Universitas Andalas,” ucap Yuliandri.
Dikatakan Yuliandri, tantangan pada saat ini adalah bagaimana menghasilkan produk digitalisasi. Hal ini bertujuan agar semua karya semua civitas akademika FH Unand dapat dibaca oleh semua orang.
Sedangkan Dekan FH Unand Busyra Azheri pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Rektor Unand yang sudah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung untuk terselenggaranya kegiatan peluncuran dan bedah buku ini.
“Termasuk juga dukungan Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang tanpa pamrih selalu meluangkan waktu untuk berpartisipasi aktif dalam event apapun. Ini merupakan hal yang luar biasa,” kata Busyra.
Usai dilakukan peluncuran buku, acara berlanjut dengan bedah buku dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof Topo Santoso, dr. H.M. Nasser, Dr Agusmidah. Kegiatan Peluncuran dan Bedah Buku Karya Literasi Civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Andalas adalah bagian dari rangkaian kegiatan Lustrum XIV dan Dies Natalis ke-70 Tahun FH Universitas Andalas.
Penulis: Nano Tresna Arfana.
Editor: Nur R.