JAKARTA, HUMAS MKRI – Dalam rangka ulang tahun Radio Republik Indonesia (RRI) pada 11 September dan Pramuka pada 14 Agustus, Hakim Konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh menjadi narasumber acara “Lintas Kupang Pagi” RRI di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (11/9/2021) pukul 09.00 WITA. Acara yang disiarkan secara langsung tersebut mengangkat tema “Membangun Karakter Generasi Muda dan Pelajar Melalui Gerakan Pramuka Dalam Rangka Menjaga Keutuhan Konstitusi Negara UUD 1945”.
“Indonesia memiliki UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Ternyata ini inisiatif dari Keluarga NTT. Ini luar biasa, sebuah gagasan bagi kepastian eksistensi Gerakan Pramuka melalui sebuah undang-undang,” ujar Daniel bersama para narasumber lainnya dengan dipandu presenter RRI, Rillen Poyk.
Menurut Daniel, adanya UU No. 12/2010 menandakan negara serius dalam rangka membina generasi muda membentuk karakter generasi muda. Tidak hanya dalam kegiatan Pramuka, tetapi juga menjiwai spirit maupun Dasa Dharma dari Pramuka yang harus terus didukung agar bisa melahirkan generasi muda berkualitas ke depan, serta dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia (NRI) 1945.
Menanggapi semakin memudarnya semangat nasionalisme dan seolah terlupakannya Pramuka itu sendiri saat ini akibat perkembangan teknologi informasi, Daniel menerangkan hal ini sebagai konsekuensi dari adanya teknologi informasi yang terus berkembang. “Tetapi di sisi lain, negara harus tetap hadir dalam rangka membendung dampak negatif dari teknologi karena arus informasi berkembang sangat pesat dan terkadang kurang difilter,” ucap Daniel.
Daniel bahkan mengungkapkan adanya ideologi transnasional yang belakangan muncul. Ideologi tersebut akan mengganggu ideologi negara yakni Pancasila, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Menurut Daniel, adanya ideologi transnasional menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Seperti terjadi di Afghanistan saat ini yang dikuasai oleh Taliban, menurut Daniel, hal itu tetap berdampak kepada negara Indonesia. Dikhawatirkan dapat membangkitkan kelompok-kelompok radikal di Indonesia.
Pengalaman Berpramuka
Bagi Daniel, menjadi anggota Pramuka sangat memberikan manfaat ke depan. Hasil gemblengan ikut Pramuka berpengaruh terhadap dirinya, seperti unsur kedisipilinan, kecintaan pada tanah air dan bangsa. Pengaruh Pramuka, baik secara pribadi, misalnya dalam menjalankan rumah tangga maupun saat menjalankan tugas dan tanggung jawab saat ia menjadi dosen dan kini saat menjadi Hakim Konstitusi.
“Pertama kali saya mengikuti kegiatan Pramuka Gudep 03/04 RRI Kupang. Kebetulan rumah saya tidak jauh dari kantor RRI Kupang. Berpramuka itu saya lebih banyak aktif ketika kuliah. Jabatan terakhir saya di Kepramukaan menjadi Ketua Dewan Ambalan pada 1989 sampai dengan 1990,” tutur Daniel mengenang masa lalu.
Diungkapkan Daniel, banyak pengalaman yang ia alami selama mengikuti Pramuka. Salah satu yang diingatnya, rumahnya seringkali menjadi tempat penitipan tenda-tenda Pramuka karena rumahnya paling dekat dengan tempat ia latihan Pramuka. Lainnya, ia pernah mengikuti ujian berat untuk kenaikan pangkat dalam Pramuka. Daniel diharuskan menempuh perjalanan sejauh 110 km selama 5 hari. “Jadi betapa disiplinnya, betapa beratnya beban yang harus saya bawa, membawa tempat masak, tenda serta peralatan lainnya. Namun ini menjadi pengalaman luar biasa bagi saya,” tandas Daniel.
Usai menjadi narasumber, Daniel didaulat memberikan kata sambutan dalam rangka HUT ke-76 RRI tepat pada 11 September 2021 sekaligus pula memperingati HUT Pramuka pada 14 Agustus 2021. “Pramuka itu mendidik kami, terutama menjiwa Dasa Dharma Pramuka, nilai-nilai Kepramukaan, jiwa dan semangatnya dalam rangka mempertahankan NKRI,” ucap Daniel.
Selain itu, lanjut Daniel, harus menjadi manusia-manusia tangguh, kuat menghadapi derasnya ideologi transnasional karena akan mengganggu eksistensi NKRI. Kalau ideologi tidak kuat, maka NKRI akan goyah.
“Kalau kita belajar dari sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia, bagaimana Radio Republik Indonesia bisa ada dalam hati masyarakat kita dan berperan besar dalam perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Termasuk di masa lalu, RRI selalu menjadi hiburan buat saya dan keluarga. Misalnya, saya sering membawa radio transistor ke kebun dan mendengarkan RRI. Selamat ulang tahun buat RRI. Sekali Di Udara, Tetap Di Udara,” tandas Daniel menyampaikan semboyan RRI.(*)
Penulis: Nano Tresna Arfana
Editor: Lulu Anjarsari P