Ambon-RoL-- Personil polisi di jajaran Polda Maluku dilarang menghadiri pelaksanaan kampanye Pilkada Maluku untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2008-2013 yang pencoblosannya diputuskan KPUD setempat pada 9 Juli mendatang.
Kabid Bina Mitra Polda Maluku, Kombes Pol Achmad Alamsyah, di Ambon, Ahad, memastikan, personil polisi yang berpakaian preman sekali pun sekiranya tidak ditugaskan untuk mengamankan kegiatan Pilkada Maluku dilarang menghadiri kampanye.
"Siapa pun oknum polisi yang menghadiri kegiatan kampanye maupun tahapan Pilkada Maluku lainnya, pasti dikenakan sanksi tegas karena tugas melekat harus mengamankan pesta politik tersebut," tambahnya.
Achmad menjamin 75 persen dari seluruh kekuatan Polda Maluku dikerahkan untuk mengamankan Pilkada Maluku yang ternyata bakal diikuti Gubernur Maluku periode 2003-2008, Karel Albert Ralahalu berpasangan dengan Sekda Maluku, Said Assagaff (PDI P) serta Wagub Maluku Mohammad Abdullah Latuconsina biasanya disapa Memet dan Brigjen TNI Eduard Frans (Partai Golkar).
Begitu pun, Bupati Maluku Tengah periode 2007-2012, Abdullah Tuasikal diinformasikan berpasangan dengan Balon Wagub, Septinus Hematang (mantan Kajati Maluku) diusung PKS, PKPB dan Pelopor.
Karenanya, kata Achmad, mempertimbangkan kondisi Maluku terdiri dari 1.340 buah Pulau dengan 92,4 persen dari wilayahnya seluas 712.479,69 KM2 merupakan laut, maka Polda Maluku akan meminta dukungan pesawat/helikopter dan kapal laut ke Mabes Polri guna melakukan pengamanan maupun pengerahan personil ke tujuh Kabupaten dan dua Kota.
"Kami sudah memetakan daerah-daerah rawan seperti Pulau Ambon dan Maluku Tengah serta tahapan Pilkada yang kemungkinan terjadi gesekan antara sesama pendukung/simpatisan pasangan sehingga sejak dini telah dihimbau jangan melakukan tindakan anarkhis karena pastinya berhadapan dengan aparat keamanan," tegasnya.
Analisa polisi, tahapan yang rawan terjadi gesekan saat Pilkada Maluku adalah tahapan kampanye, pendaftaran dan perhitungan suara.
"Jadinya setiap pasangan harus mampu menghimbau simpatisan/ pendukungnya agar bisa menahan diri dengan siap menerima kemenangan dan sebaliknya sekiranya kalah harus diterima," demikian Achmad Alamsyah. ant/
fif
Sumber www.republika.co.id
Foto www.google.co.id