JAKARTA, HUMAS MKRI - Mahkamah Konstitusi (MK) menjatuhkan Ketetapan dalam perkara Pengujian Undang-Undang tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) terhadap UUD 1945 pada Rabu (25/11/2020) di Ruang Sidang Pleno MK. Permohonan pengujian UU Cipta Kerja ini diajukan Zakarias Horota, Agustinus R. Kambuaya, dan Elias Patege. Dalam Ketetapan Nomor 95/PUU-XVIII/2020 Mahkamah menyatakan mengabulkan penarikan kembali permohonan para Pemohon.
Baca Juga:
UU Cipta Kerja Dituding Jadikan Pendidikan sebagai Ladang Bisnis
Ketua MK Anwar Usman menyebutkan Mahkaman telah menerima permohonan para Pemohon bertanggal 20 Oktober 2020. Namun kemudian melalui surat bertanggal 21 Oktober 2020, Zico Leonard Djagardo Simanjuntak, dkk yang semula menjadi kuasa hukum para Pemohon menyatakan mencabut kuasanya.
Selanjutnya berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 19 Oktober 2020, para Pemohon memberi kuasa kepada Juhaidy Rizaldy Roringkon, dkk yang diterima Kepaniteraan MK pada 20 Oktober 2020 untuk mengajukan Pengujian Formil dan Materiil UU Cipta Kerja. Sesuai dengan ketentuan Pasal 28 ayat (4) dan Pasal 34 ayat (1) UU MK, terhadap permohonan a quo telah diterbitkan ketetapan Pembentukan Panel Hakim Untuk Memeriksa Perkara bertanggal 27 Oktober 2020 dan Penetapan Hari Sidang Pertama untuk memeriksa perkara bertanggal 27 Oktober 2020. Namun kemudian MK kembali menerima surat pencabutan permohonan dari kuasa para Pemohon bertanggal 9 November 2020, yang diterima oleh Kepaniteraan pada 10 November 2020.
“Saat Sidang Panel Pemeriksaan Pendahuluan pada 12 November 2020, Mahkamah mengonfirmasi mengenai surat pencabutan permohonan tersebut kepada para Pemohon dan kuasa para Pemohon membenarkan mengenai pencabutan permohonan tersebut,” ucap Anwar dalam sidang yang diikuti para pihak secara virtual dari tempat masing-masing.
Terhadap penarikan kembali permohonan para Pemohon ini, Pasal 35 ayat (1) UU MK menyatakan penarikan kembali mengakibatkan permohonan a quo tidak dapat diajukan kembali. Sesuai pula dengan Rapat Permusyawaratan Hakim pada 16 November 2020 telah menetapkan pencabutan atau penarikan kembali permohonan adalah beralasan menurut hukum. Atas hal ini, para Pemohon tidak dapat mengajukan kembali permohonannya dan memerintahkan Panitera MK untuk mencatat penarikan kembali permohonan para Pemohon dan mengembalikan salinan berkas permohonan kepada para Pemohon.
Penulis : Sri Pujianti
Editor: Nur R.
Humas : Tiara Agustin.