JAKARTA, HUMAS MKRI – Hakim Konstitusi Saldi Isra memberikan motivasi kepada para mahasiswa yang baru menempuh pendidikan Fakultas Hukum Universitas Andalas (FH Unand). Pesan penting Saldi ini juga menjadi ajang pembelajaran seluruh mahasiswa fakultas hukum kampus mana pun. Termasuk bagi mereka yang nantinya terjun dan berprofesi di bidang hukum. Hal tersebut disampaikan Saldi saat menjadi narasumber kuliah umum yang diselenggarakan FH Unand pada Jumat (4/9/2020) secara virtual.
Di awal paparan, Saldi menuturkan pengalamannya saat lulus sekolah menengah atas jurusan fisika. Selanjutnya dia ikut tes masuk ITB namun tidak lulus dan akhirnya diterima di FH Unand. “Saya akhirnya terdampar ke fakultas hukum, tempat yang tidak pernah saya bayangkan. Kalau Anda sekarang baru kuliah di fakultas hukum yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, Anda jangan kemudian meremehkan takdir Tuhan. Karena pasti ada rahasia Tuhan di balik itu semua,” ungkap Saldi kepada para peserta zoom meeting.
Singkat cerita, Saldi diterima sebagai mahasiswa FH Unand. Ada teman se-angkatannya yang meremehkan pilihannya. Kuliah di jurusan hukum bukanlah jurusan favorit di masa itu.
“Satu hal yang awalnya agak rumit, kuliah di fakultas hukum sangat jauh berbeda dibanding ketika saya belajar di SMA jurusan fisika, belajar rumus-rumus, memasukkan ke formula dan sebagainya. Angka-angka menjadi sesuatu dalam keseharian. Sedangkan di fakultas hukum, harus berhadapan dengan buku, banyak catatan, sebagian harus dihafal. Saya merasa frustrasi. Saya tidak pernah bayangkan akan kuliah seperti itu, masuk ke tempat yang tidak pernah dibayangkan,” papar Saldi.
Saldi tidak menduga pada semester pertama kuliah ia memperoleh nilai IPK 3,71. Pada semester kedua, memperoleh IPK 4,00 sebagai nilai tertinggi dalam perkuliahan. Singkat cerita, Saldi menyelesaikan program S-1. Setelah itu ia menempuh program S-2 di University of Malaya Kuala Lumpur Malaysia pada 2001 dan S-3 di Universitas Gadjah Mada pada 2009.
“Baru saya berpikir, hal ini merupakan rahasia Tuhan menempatkan saya kuliah di bidang hukum,” ucap Saldi yang juga menegaskan FH Unand tidak kalah hebat dengan kampus-kampus lain di Indonesia. Sejak awal sampai sekarang, akreditasi FH Unand selalu A untuk program S-1, S-2 dan S-3.
Saldi menambahkan, lapangan kerja bagi alumni fakultas hukum lebih luas dibanding fakultas lain. “Kalau Anda bisa belajar dengan baik, yakinlah bahwa ruang bagi alumni fakultas hukum jauh lebih luas di lapangan kerja dibandingkan fakultas lain. Sarjana hukum berpotensi bekerja di rumah sakit di bagian administrasi atau legal. Tapi tidak pernah lulusan kedokteran bisa menjadi hakim. Jadi hakim, jaksa, advokat hanya bisa diisi sarjana hukum. Para sarjana hukum dibutuhkan perusahaan-perusahaan untuk profesi legal”, terang Saldi.
Pesan Bagi Mahasiswa Fakultas Hukum
Lebih lanjut Saldi menyampaikan pesan kepada para mahasiswa fakultas hukum agar lebih aktif dalam perkuliahan. “Ketika kuliah, saya tidak pernah membawa buku lebih dari satu lembar. Kalau dosen menerangkan, saya catat inti-intinya. Sampai di rumah, saya catat kembali ke buku yang lebih rapi. Kalau sudah dekat ujian, saya jadi idola di fakultas hukum. Banyak teman-teman se-angkatan mem-fotocopy buku catatan saya,” jelas Saldi.
Pesan Saldi berikutnya, mahasiswa fakultas hukum harus lebih banyak membaca buku teks, jangan hanya mengandalkan informasi dari bangku kuliah. “Anda harus membiasakan membaca buku teks. Banyak sekali buku teks, buku-buku hukum dan jenis-jenis buku lainnya. Saat ini di rumah saya terdapat perpustakaan yang menyimpan 3000 buku. Silakan semua mahasiswa S-1, S-2 dan S-3 datang ke perpustakaan saya. Belajar dan baca di sana, disediakan komputer dan wifi, tapi buku tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang,” ucap Saldi.
Selain itu, sambung Saldi, untuk menjadi mahasiswa fakultas hukum dan lulusan fakultas hukum yang berhasil, harus membiasakan diri menulis dengan baik dari sekarang. Karena dari hasil tulisan kita, orang akan membaca bagaimana kualitas sarjana hukumnya. “Yang saya khawatirkan sekarang dengan kemajuan teknologi, tidak ada lagi mahasiswa yang punya kemampuan menulis dengan baik. Kemajuan teknologi hampir memerosoki kita ke budaya lisan. Tidak ada lagi budaya menulis. Kemampuan menulis dengan benar menjadi salah satu kunci sukses orang yang memilih profesi hukum,” tegas Saldi.
Hal lain dan tak kalah penting bagi para mahasiwa fakultas hukum yaitu kemampuan berbicara dengan baik di depan publik. “Jadi, kalau dosen meminta Anda menerangkan kuliah di depan teman-teman kuliah, harus dimanfaatkan untuk membangun mental Anda. Jadi sarjana hukum, kalau tidak punya kemampuan bicara di depan publik, hampir menghapuskan ilmu-ilmu hukum yang kita miliki. Apalagi memilih profesi sebagai advokat. Jadi coba mulai belajar bicara yang baik dan benar di depan umum,” ungkap Saldi.
Terakhir Saldi berpesan agar para mahasiswa menyisakan waktu untuk memperbaiki bahasa Inggris. Menjadi sarjana hukum dan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, berpeluang lebih cepat diterima di perusahaan-perusahaan multinasional untuk profesi apapun. Pesan ini disampaikan Saldi kepada para mahasiswa baru yang kuliah di Fakultas Hukum Universitas Andalas dan para mahasiswa fakultas hukum kampus-kampus lain.
Penulis: Nano Tresna Arfana
Editor: Nur R.
Foto: Gani