Jakarta, CyberNews. Pertarungan menjelang dan saat Pilpres 2009 diperkirakan bakal panas. Sebab, banyak tokoh politik yang dijagokan menjadi kandidat kuat pemimpin negeri ini.
Nama-nama yang muncul antara lain Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Sri Sultan HB X, Wiranto, dan Sutiyoso.
Pengamat politik M Fadjroel Rachman mengatakan, Sri Sultan merupakan kandidat yang mempunyai daya komunikasi dengan masyarakat yang tinggi. Sedangkan SBY, Wiranto, dan Sutiyoso masih terkesan bak panglima perang.
Adapun Megawati dinilai capres yang tidak bisa berkomunikasi dengan masyarakat. "Dari orang ini, Megawati terlalu diam dan kurang bisa berkomunikasi dengan baik. Sultan lebih baik, karena Sultan seorang budayawan. Sedangkan Wiranto, Sutiyoso, dan SBY sebagai jenderal yang instruktif," ujar Fadjroel yang juga Ketua Gerakan Nasional Calon Independen, Jumat (11/4/2008).
Fadjroel menambahkan, dirinya tidak sepakat dengan syarat presiden harus sarjana. Sebab, ijasah tidak ada kaitanya dengan kemampuan seseorang menjadi pemimpin. Kemampuan memimpin, dikatanya, bisa didapat dalam proses berorganisasi dari lingkungan terkecil sampai bergabung ke dalam partai politik.
"Kepemimpinan tidak berkitan dengan ijasah, karena jiwa pemimpin bisa tumbuh dengan keterlibatan dalam organisasi. Syarat S1, saya kira tidak perlu," tandasnya.
Sedangkan forum dialog, menurut dia, diperlukan sebagai alat pembelajaran berkomunikasi bagi capres dalam menyampikan program kerjanya. Hal ini bertujuan supaya masyarakat bisa berkomunikasi dengan pemimpinnya.
"Debat di depan publik itu penting. Selain menguji tingkat intelektualitas, juga bisa mengukur kemampuan calon pemimpin berkomunikasi dengan masyarakat, dan bagaimana kemampuan pemimpin meyakinkan publik," katanya.
(OKZ /smcn)
Sumber www.suaramerdeka.com
Foto http://lovesandcares.files.wordpress.com