HARARE (Suara Karya): Pemerintah Zimbabwe, menurut media pemerintah, tidak memedulikan keadaan yang tidak menentu menyangkut hasil-hasil pemilihan presiden menjelang satu pertemuan yang tidak direncanakan negara-negara tetangga mengenai krisis itu.
Menteri Informasi Sikhanyiso Ndlovu mengatakan, Zimbabwe siap memberikan informasi kepada Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC) tentang perkembangan-perkembangan politik di lapangan, dalam satu KTT istimewa di Zambia.
"Adalah biasa dalam masyarakat SADC untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Kami adalah tetangga-tetangga dan ada semangat SADC untuk bertemu dan mempertimbangkan sesuatu," kata Ndlovu kepada surat kabar Herald yang dikelola pemerintah.
Dia melanjutkan, pihaknya masih menunggu ZEC (Komisi Pemilu Zimbabwe) untuk melakukan tugasnya, memverifikasi hasil-hasil itu karena komisi itu harus mengumumkan hasil-hasil yang benar, agar mereka tidak menghadapi masalah.
Presiden Zambia, Levy Mwanawasa, Ketua SADC yang beranggotakan 14 negara itu, Rabu (9/4), mengumumkan ia mengundang para pemimpin Afika bagian selatan untuk membicarakan cara-cara dan jalan-jalan membantu rakyat Zimbabwe.
Tekanan internasional meningkat pada Zimbabwe untuk menyiarkan hasil-hasil pemilihan presiden, 12 hari setelah pemungutan suara itu.
Hasil pemilihan parlemen menunjukkan Presiden Robert Mugabe kehilangan mayoritas parlemen dalam kekalahan terburuknya dalam 28 tahun memerintah.
Pemenang dalam pemilihan presiden itu belum diketahui karena para pejabat pemilihan menegaskan bahwa mereka masih sibuk mengumpulkan dan memverifikasi suara-suara.
"Kami telah menyelenggarakan pemilihan yang damai, pertama dari jenisnya di dunia. Itu adalah satu tugas yang hebat," kata Ndlovu.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Zimbabwe dari Partai Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC), Morgan Tsvangirai, mengakui bahwa dia membuka formasi bagi suatu pemerintah persatuan dengan unsur-unsur dari Partai Zanu-PF-nya Presiden Robert Mugabe.
Berbicara pada radio Afrika Selatan dari Bostwana di mana dia mengadakan perundingan dengan Presiden Seretse Ian Khama, Tsvangirai mengatakan bahwa jika persoalan pemilihan umum Zimbabwe terpecahkan, "Kami harus melangkah maju membentuk suatu pemerintah yang akan mempunyai ruang bagi siapa pun."
Ditanya apa peranan Mugabe, 84 tahun, dalam formasi demikian, Tsvangirai, 56 tahun, berpendapat bahwa memimpin Zimbabwe selama 28 tahun merupakan pengabdian yang cukup lama.
Tsvangirai sedang mengadakan lawatan ke negara-negara Afrika untuk menghimpun dukungan terhadap deklarasi kemenangannya terhadap Mugabe dalam pemilihan umum 29 Maret. Senin lalu dia bertemu dengan Ketua Kongres Nasional Afrika yang berkuasa di Afrika Selatan, Jacob Zuma.
Hasil-hasil resmi pemilihan Presiden Zimbabwe 11 hari lalu belum diumumkan. Pengadilan Tinggi di Harare, Rabu, bersidang untuk memutuskan permohonan penting MDC kepada pengadilan, agar pengadilan memerintahkan dengan paksa Komisi Pemilihan Umum Zimbabwe segera mengumumkan hasil-hasilnya. (Kentos)
Sumber www.suarakarya-online.com
Foto www.google.co.id