“Saya kira MK tidak boleh pesimis dengan adanya pandemi ini. Oleh karenanya MK tetap berupaya sesuai dengan peraturan MK dimana masyarakat tidak merasa tertunda untuk memperoleh keadilan yang sudah menjadi haknya. Selain itu, tentu penyesuaian waktu yang berhubungan dengan pandemik yang saat ini kita hadapi bersama,” jelas Wahiduddin Adams saat dihubungi via telepon pada Jum’at (17/4/2020).
Sejak pemberlakuan WFH tersebut, seluruh kegiatan termasuk persidangan di MK dihentikan untuk sementara. Namun, MK tetap mempersiapkan persidangan secara online berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
“Ke depan akan dilakukan sidang secara online, untuk persiapan konsep mengenai sidang jarak jauh sekaligus mengenai rancangan kedepan untuk para Hakim MK. Mekanisme sudah disepakati bersama dan para Hakim juga sudah siap dengan ketentuan lainnya, bahwa keadilan MK jangan sampai tertunda,” tegasnya.
Sementara itu, selama menjalani WFH, Wahiduddin melakukan berbagai aktivitas, seperti membaca dan mendalami perkara-perkara yang ada. Perkara yang dibaca tersebut merupakan perkara yang sudah selesai pemeriksaan persidangannya.
“Tentu kegiatan saat ini adalah perkara-perkara yang sudah kita periksa dibaca ulang dan diteliti lagi dan putusan yang terkait dengan perkara tersebut, yang nantinya perkara yang akan disidangkan selanjutnya adalah yang sudah disidangkan sebelumnya namun tertunda,” jelasnya.
Selain itu, mengenai aktivitas lainnya, dirinya juga mengaku sering berolahraga maupun berjemur untuk menjaga kesehatan tubuhnya. “Saya keluar rumah hanya untuk olahraga pagi kemudian berjemur, begitu terus rutin setiap pagi melakukan olahraga agar tetap bugar, jadi semua kegiatan dilakukan di rumah,” paparnya.
Wahiduddin juga mengaku protokol kesehatan yang telah dilakukan oleh tim medis MK sangat membantu dirinya maupun keuarganya. Tim medis MK dinilai sangat tanggap terhadap kesehatan para Hakim Konstitusi. “Sejauh ini protokol dari tim medis MK sangat membantu, mereka sudah melakukan rapid tes terhadap saya maupun keluarga saya termasuk ajudan dan semua negatif, selain itu dikirim juga diberikan vitamin untuk menguatkan daya tahan tubuh kita. Oleh karena itu, sejak ada edaran dari Sekjen MK untuk WFH kita mencoba mentaatinya,” ucapnya.
Walaupun menjalani WFH, Wahiduddin kerap berkomunikasi via telepon atau aplikasi pesan dengan hakim konstitusi lainnya maupun para staf MK untuk membicarakan banyak hal yang berkaitan dengan pekerjaan. “Saya juga sepenuhnya menjalani WFH dan tidak pernah keluar rumah apalagi ke kantor, saya hanya berkoordinasi dengan hakim konstitusi maupun staf MK lainnya hanya melalui handphone, karena memang sudah dianjurkan berada di rumah,” ujarnya.
Meskipun demikian, seluruh masyarakat diharapkan bisa memahami situasi dan kondisi yang saat ini sedang terjadi. MK termasuk hakim konstitusi maupun para pegawai tetap optimis bahwa pandemik Covid-19 ini segera berakhir. “Ya saya kira ini memang suasana dan keadaan di luar dugaan, tentu dalam keadaan ini harus dipahami bersama semua pihak. Mudah-mudahan kita berharap tidak terlalu lama karena sudah social distancing,” tutupnya. (Bayu/LA)