Jakarta, HUMAS MKRI - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman melakukan kunjungan ke Media Nusantara Citra (MNC Group). Kunjungan disambut langsung oleh Komisaris Utama MNC Group, Hary Tanoesudibjo, Jum’at, (31/01/2020), di iNews Tower, Jakarta, bersama dengan sejumlah pemimpin redaksi media yang tergabung dalam MNC Group.
Anwar mengatakan, anggaran MK pada 2020 yang berkurang dibanding 2019 akan mempengaruhi pelaksanaan program masing-masing unit kerja di MK. Anwar mencontohkan, unit kerja hubungan masyarakat yang bertugas untuk menyebarluaskan pemahaman tentang konstitusi dan MK juga terpengaruh, “faktanya masyarakat bahkan pejabat negara banyak yang belum paham mengenai konstitusi dan MK,” kata Anwar.
Oleh sebab itu melalui laporan tahunan 2019, MK menyampaikan kepada rekan-rekan media mengenai apa yang telah dicapai di tahun 2019 dan apa yang akan dilakukan di tahun 2020, termasuk persoalan yang dihadapi oleh MK. Meski demikian, Anwar menegaskan, MK tetap akan melaksanakan tugas yang telah diamanatkan, termasuk menghadapi pemilihan kepala daerah serentak di 270 daerah baik provinsi, kabupaten/kota.
Mengenai omnibus law dan pemindahan ibu kota negara, Anwar mengatakan, dirinya sebagai Hakim Konstitusi tidak dapat menjawab karena isu-isu tersebut nantinya akan menjadi Undang-Undang dan berpotensi diuji di MK.
Kepada para pemimpin redaksi MNC Group yang hadir dalam kesempatan tersebut, Anwar mengatakan, media memiliki peranan penting untuk menjaga MK dengan kritikan sebagai fungsi kontrol media dan penyebarluasan pemberitaan mengenai MK. Menurut Anwar, ketika ada sesuatu yang salah justru jangan dipuji karena malah akan menjatuhkan. Anwar juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kawan-kawan media yang telah memberitakan MK.
Dalam kesempatan itu, direktur berita iNews, Ray Wijaya, meminta kepada MK agar awak pemberitaan televisi dapat diberikan titik yang pas di ruang sidang untuk mendapatkan gambar yang bagus, karena itu penting untuk publik. Ray mengungkapkan, bahwa dalam sidang perselisihan hasil pemilu Presiden/Wakil Presiden pihaknya melakukan siaran langsung selama 21 jam, namun karena tidak mendapatkan lokasi yang strategis terpaksa harus melakukan siaran langsung di tengah jalan sehingga tidak mendapatkan gambar yang bagus.
(Ilham/NRA)