BALI, HUMAS MKRI - Universitas Udayana yang diwakili I Made Marta Wijaya dan Ajeng Parameswari Sekarsih memenangkan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Universitas Se-Bali Tahun 2019 usai menundukkan Universitas Pendidikan Ganesha (Juara 2) dan Universitas Panjisakti Singaraja (Juara 3) dalam babak final yang dilaksanakan pada Jumat (1/11/2019) di Universitas Udayana, Bali.
Kemenangan Universitas Udayana diperoleh dengan mengangkat tema mosi “Peningkatan Budaya Sadar Berkonstitusi bagi Generasi Muda melalui Media Digital Konstitusi”. Penyerahan piala pemenang ini diberikan langsung oleh ketua tim juri, yakni Kabag Humas dan Kerjasama Dalam Negeri MK Fajar Laksono dengan didampingi oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Hukum Universitas Udayana Gede Made Suwardana
Sementara, pada Lomba Pidato Hukum dan Konstitusi Tingkat Universitas Se-Bali, Nusra Fathul Hamdani dari Universitas Mataram keluar sebagai juara pertama, setelah mengalahkan Jane Clarita Ma’u dari Universitas Nusa Cendana (juara 2) dan I Wayan Atmanu Wira Pratama dari Universitas Udayana (juara 3) dengan tema mosi “Pemilu Serentak Untuk Presiden dan Wakil Presiden Serta Legislatif”.
Kepala Bagian Humas dan Kerjasama Dalam Negeri Fajar Laksono dalam sambutan penutupan kegiatan mengatakankemenangan merupakan dampak atau hasil dari apa yang telah dilakukan. Dalam kompetisi, kuncinya bukan semata pada keinginan untuk menang, karena setiap orang pasti menginginkannya, namun yang terpenting proses pembelajarannya baik dalam berdiskusi ilmiah maupun akademis. “Tetapi yang terpenting adalah bersyukur karena kegiatan berjalan lancar. Selamat kepada para juara,” ujarnya.
Lomba Pidato Hukum Konstitusi maupun Lomba Karya Tulis Ilmiah tersebut merupakan rangkaian kegiatan Pekan Konstitusi yang dilakukan setiap tahunnya oleh MK dan diikuti oleh sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Tujuannya sebagai sarana bagi MK untuk mendapatkan masukan terhadap dinamika penegakan konstitusionalisme di Indonesia yang terus berkembang karena banyaknya tantangan-tantangan yang cukup berat juga karena banyak kajian-kajian dan pemikiran-pemikiran yang berkembang.
“Perkembangan yang yang terjadi di tataran akademis ini menjadi bagian referensi bagi mahkamah konstitusi. MK selalu berupaya untuk selalu mengawal konstitusi dan nilai-nilai Pancasila karena MK menjunjung tinggi konstitusi yang hidup. Kegiatan ini juga merupakan upaya MK untuk menjaga konstitusi,” tutupnya
Sementara, Wakil Dekan 1 Fakultas Hukum Universitas Udayana Gede Made Suwardana dalam sambutan penutupan berharap kepada MK untuk tidak berhenti sampai di sini karena penanaman hukum konstitusi harus terus dilaksanakan. Gede berharap MK tidak surut dalam melakukan kegiatan pekan konstitusi ini. (Bayu/NRA).