BELANDA, HUMAS MKRI - Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Teguh Wahyudi membuka secara resmi recharging program di The Hague University, Belanda, pada Senin (8/10/2019). Dalam sambutannya, Teguh menyampaikan kepada Hakim International Criminal Court(ICC) Luz del Carmen Báñez Carranza, Dekan Academy For Master andProfessional Coursesdi The Hague University, Clemens Berendsen, serta seluruh peserta yang hadir salam hormat dari Ketua dan Sekretaris Jenderal MKRI. “Seyogyanya Ketua MKRI berencana hadir dalam acara opening ceremony ini, akan tetapi dikarenakan padatnya agenda persidangan sehingga beliau berhalangan hadir,” ucap Teguh.
Lebih lanjut,Teguh menyampaikan seputar peran penting dan kedudukan MKRIdalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Menurutnya, MKRImerupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia dan institusi yang memiliki reputasi dan tingkat kepercayaan publik yang tinggi.
“Dua bulan lalu kami baru saja menyelesaikan sengketa hasil pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta sengketa hasil pemilihan anggota legislatif.Keputusan MKRIsangat penting dalam proses demokrasi di Indonesia dan semua pihak dapat menerima dengan baik putusan MK tersebut,” terang Teguh.
Teguh melanjutkan dengan kondisi tersebut, sebagai lembaga peradilan, MKRIdituntut untuk senantiasa meningkatkan kapasitas organisasi dan menjadi learning organization. Terlebih lagi, menurutnya, MK memiliki visi ”Mengawal Tegaknya Konstitusi Melalui Peradilan Konstitusi yang modern dan terpercaya.”Berdasarkan visi tersebut, MKRImenyadari bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan visi lembaga tersebut adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia. “Oleh karena itu, Mahkamah Konstitusi membuat suatu program, yakni tailor-made programdibidang hukum atau judicial trainingbagi para pegawainya, yang dalam hal ini dinamakan Recharging Program,” terangnya.
Menutup sambutannya, Teguh berharap pihak universitas dapat memberikan bimbingan dan pengalaman belajar dan pengalaman praktik yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan pengalaman para peserta recharging program. Selain itu, Teguh juga berharap berharap kepada pegawai MK yang menjadi peserta recharging programdapat mengikuti seluruh kegiatan, menambah pengetahuan, dan pengalaman sebanyak-banyaknya,sertatak lupa pula untuk selalu menjaga nama baik MKRI.
Sementara itu,di tempat yang sama, Dekan Academy For Master andProfessional Courses di The Hague University, Clemens Berendsen dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kerjasama dalam recharging programyang telah terbangun selama tiga tahun ini. Ia berharap sekiranya kerjasama ini terus bisa dilanjutkan untuk tahun-tahun selanjutnya. Berendsen juga tidak lupa mengingatkan kepada para peserta untuk membeli jaket yang tebal mengingat cuaca di Belanda tidak menentu. “Kalian ingat kemarin saat tiba di Bandara, tiba-tiba turun sedikit hujan, dan berasa dingin sekali. Jangan sampai kalian menggigil kedinginan. Karenanya ada baiknya untuk segera menyiapkan diri dengan cuaca dingin,” ucap Berendsen sambil tersenyum.
Dalam sesi akhir acara pembukaan tersebut, Hakim Internastional Criminal Court (ICC) Luz del Carmen Báñez Carranza, memberikan semacam kuliah pendahuluan dengan mengambil tema “A Human Rights Approach to the Rights of Indigenous Peoples”. Secara umum Carranza berbicara tiga hal utama yaitu the protection of human rights in International law, the right to indentity as a collective right-racial, social, cultural, and religious rights,dan the right to property, land, and a healthy environment as an essensial element for the survival of indigenious peoples.
Selain itu, Carranza juga menyampaikan pengaturan mengenai perlindungan indigenious peoplesdi berbagai negara seperti di Belanda, Amerika, Brazil, Suriname, termasuk di Indonesia. Khusus di Indonesia, menurutnya, perlindungan indigenious peoplessudah diatur dalam konstitusi yang baru. Dia sangat berharap kepada MKRI untuk menegakkan konstitusi tersebut melalui putusan-putusannya. “Saya berharap sekali kepada kalian-kalian yang masih muda untuk terus belajar dan kemudian ikut bersama-sama melindungi indigenious peoples,” harapnya kepada para pesertarecharging programmenutup sesi kuliahnya. (Abdul Ghoffar/LA)