Kathmandu - Setelah beberapa tahun mengalami perang saudara, proses perdamaian Nepal akan mencapai klimaksnya pada hari ini. Hari ini, Nepal menggelar Pemilu yang mungkin akan menjadi pintu bagi berakhirnya sistem kerajaan di Himalaya itu.
Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 waktu setempat atau 08.15 WIB dan berakhir pukul 18.15 WIB, Kamis (10/4/2008). Namun hasil Pemilu untuk memilih 601 anggota Majelis Nasional ini baru bisa diketahui 3 minggu kemudian.
Pemilu ini menjadi penentu masa depan kerajaan karena majelis yang dihasilkan memiliki mandat untuk menghapus sistem kerajaan dan menulis ulang konstitusi. Inilah Pemilu yang telah lama dinanti pemberontak Maois setelah mengorbankan 13 ribu orang tewas.
"Inilah saatnya menggantikan pikiran dan nilai feodalistis dan korup dengan sebuah pikiran republikan," kata pemimpin pemberontak yang kharismatik, Prachanda, mengomentari Pemilu ini, seperti dilansir AFP, Kamis (10/4/2008).
Prachanda, seorang guru sekolah yang berubah jadi pemimpin revolusioner itu, juga meminta rakyat untuk menahan diri, meski beberapa pendukungnya telah ditembak mati oleh polisi. Kelompok Maois ini tetap diawasi ketat, karena banyak pendukungnya kesulitan untuk hidup dalam situasi damai setelah bertahun-tahun ikut perang gerilya.
Tokoh lain yang menjadi sorotan adalah Gyanendra, sang raja. Gyanendra menduduki takhta Kerajaan Hindu itu setelah hampir semua anggota keluarga kerajaan dibunuh oleh pangeran yang mabuk dan kemudian bunuh diri. Selamatnya Gyanendra dalam peristiwa itu membuat rakyat menduga dia terlibat dalam pembunuhan massal itu.
Pemilu ini diawasi PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter bahkan telah berada di Ibukota Nepal, Kathmandu, mengawasi langsung Pemilu ini.
Komisi Pemilu Nepal percaya diri pemilihan akan berlangsung lancar. Aparat keamanan telah disebar ke seluruh penjuru negeri mengawasi 18 juta orang yang ikut memilih.
Partai-partai utama Nepal yakni Partai Kongres Nepal dan Partai Komunis Nepal diduga akan meraih kursi terbanyak dalam pemilihan ini. Pertanyaan besar adalah, apakah kelompok Maois akan mendapat suara cukup dalam Pemilu ini sehingga tetap percaya dengan demokrasi? ( aba / nrl )
Sumber www.detik.com
Foto www.google.co.id