JAKARTA, HUMAS MKRI - Keluarga besar Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar acara buka puasa bersama pada Selasa (7/5/2019) di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta. Terlihat para hakim konstitusi maupun pejabat dan pegawai MK.
Ketua MK Anwar Usman dalam sambutannya menyatakan rasa bersyukurnya bahwa MK mendapatkan tambahan ruangan di lantai 3 dan 4 Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian. “Kami merasa bersyukur kepada Allah bahwa pemerintah memberikan pinjaman sementara kepada MK untuk menempati gedung di Kementerian Koordinator Perekonomian dan nantinya akan menjadi milik MK,” kata Anwar.
Anwar juga mengingatkan pentingnya ketakwaan seseorang dalam menjalani kehidupan. “Takwa artinya menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya. Kebetulan kita beberapa hari ke depan akan melaksanakan tugas yang dibebankan negara terkait sidang sengketa Pilpres dan Pileg,” ungkap Anwar.
“Ketika kita melaksanakan tugas itu, mari kita tunjukkan kepada bangsa dan negara, lebih-lebih kepada Allah SWT bahwa tugas itu sebagai ibadah kepada kita. Selain juga melaksanakan tugas sebagai pelaksana amanah konstitusi, sekaligus melaksanakan amanah Allah SWT,” tambah Anwar.
Pada kesempatan itu, hadir pula Ustadz Darwis Hude yang menyajikan tausiah “Membina Kesalihan Individu dan Sosial” kepada sekitar 300 pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK
. Sebagai ilustrasi, Darwis menyoroti filosofi pensil. “Pensil adalah benda yang sederhana namun mengandung makna kehidupan sehari-hari,” ucap Darwis. Terlebih dalam Al-Qur’an disebutkan pena sebagai alat tulis.
“Pensil itu senantiasa loyal, patuh terhadap gerakan jari-jari tangan yang menggunakannnya, si penulis. Maknanya, dalam kehidupan ini seharusnya seorang hamba patuh kepada Sang Khalik sebagai Sang Maha Pencipta. Nyatanya, benda-benda di dunia patuh kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa semua benda di bumi bertasbih dan tunduk kepada Allah SWT. Kalau saja benda-benda patuh, kenapa manusia banyak yang ingkar dan tidak patuh kepada Allah SWT?” ujar Darwis mempertanyakan.
“Pensil bermakna pula bahwa dalam kehidupan manusia seringkali diberikan ujian, penderitaan dan cobaan hidup. Hal ini bertujuan dalam rangka meruncingkan dan mempertajam pensil-pensil batin kita,” tandas Darwis. (Nano Tresna Arfana/LA)