“Keliru kalau dikatakan maju mundurnya sebuah negara tergantung dari faktor ekonomi. Kalau penegakan hukumnya penuh dengan kezaliman, tinggal menunggu kehancuran,” kata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman saat menyampaikan keynote speech pada Seminar Hukum “Format Kepemimpinan Nasional Dalam Perspektif Penegakan Hukum” yang diselenggarakan Cendekia Muda Nusantara pada Kamis (15/11) siang di Hotel Bidakara Jakarta.
Anwar menerangkan bahwa dalam Surah Annisa ayat 58 Kitab Suci Al-Quran disebutkan, “Apabila kamu mengadili sesama, maka hukumlah dengan adil.”
“Tidak dikatakan hukumlah sesuai dengan hukum. Karena banyak hukum, aturan, undang-undang yang tidak adil. Dengan demikian Allah SWT sudah memberikan peringatan, perintah penegakan hukum bukan sekadar menegakkan hukum. Tetapi hukum yang berintikan keadilan,” urai Anwar.
Itulah sebabnya, ungkap Anwar, dalam setiap putusan hakim selalu dimulai dengan kalimat “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.” Bahwa putusan seorang hakim, Majelis Hakim, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung semua dimulai dengan kalimat seperti itu. Tanpa kalimat itu, putusannya dianggap batal.
“Ini luar biasa. Maknanya, putusan pengadilan langsung dipertanggung jawabkan kepada Allah yang Maha Kuasa,” tegas Anwar.
Anwar melanjutkan bahwa hendaknya kita mengadili sesama dengan prinsip-prinsip kebenaran. Hancurnya sebuah bangsa maupun sebuah masyarakat manakala hukum tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
“Contohnya, negeri Mesopotamia pada masa silam yang mengalami kehancuran karena penguasanya menerapkan prinsip yang penuh kezaliman dan memperlakukan sistem budak,” ucap Anwar.
Lebih lanjut Anwar menerangkan keberadaan Pasal 24 (ayat 1) UUD 1945 bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
“Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 itu hasil amandemen Konstitusi. Sebelum terjadi amandemen, tidak ada kata ‘keadilan’ dalam pasal tersebut. Artinya, Konstitusi Indonesia memerintahkan untuk menegakkan hukum dan keadilan,” ucap Anwar.
Menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019, Anwar berpesan agar mereka yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden agar menjalankan kepemimpinan sebagaimana diakukan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq di masa lampau.
“Saat terpilih menjadi Khalifah, beliau mengatakan, ‘Aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Apabila saya benar, ikuti saya. Apabila saya salah, tegurlah aku’,” tandas Anwar.
(Nano Tresna Arfana/LA)