Kenyataan bahwa jumlah umat Islam dunia saat ini mencapai seperlima dari total 6 miliar penduduk dunia, tidak seimbang dengan peranan kaum muslim dalam perkembangan peradaban dunia. Hal ini bisa jadi merupakan gambaran kualitas diri umat Islam saat ini yang masih kalah dibandingkan umat Islam pada masa lalu yang mampu memberi sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Karena itulah, setiap muslim harus terus berusaha meningkatkan kualitas dirinya.
Demikian salah satu pesan yang disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, ketika memberi tausiyah pada acara Penutupan Festival Maulid Nusantara III, Kamis (20/3) pagi, di Jakarta Islamic Centre (JIC), Tugu, Jakarta Utara.
Pada acara festival yang digelar dalam rangka peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut, Jimly juga mengingatkan agar umat muslim Indonesia tidak terlena dengan kekayaan alam yang dimiliki.
âNegeri-negeri muslim zaman sekarang ini rata-rata berada di wilayah yang kaya sumber daya alam. Tetapi, mengutip pendapat Joseph E. Stiglitz (peraih penghargaan Nobel bidang ekonomi tahun 2001-red) mengenai hubungan sumber daya alam dengan sumber daya manusia, bila suatu negeri kaya akan sumber daya alam tetapi miskin sumber daya manusianya, maka sumber daya alam tidak akan menjadi berkah. Sebaliknya, itu akan menjadi bencana. Inilah kutukan sumber daya. Nah, ini tantangan kita,â urai Jimly menambahkan.
Karena itu, lanjut Jimly, peningkatkan kualitas sumber daya manusia di dunia Islam menjadi hal yang sangat penting. Terlebih lagi, menurut Jimly, Indoneisa merupakan satu-satunya bangsa muslim besar yang belum memberi kontribusi yang signifikan bagi perkembangan peradaban Islam. Padahal, Indonesia adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia.
Sambil mengutip pernyataan mantan presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, Jimly mengatakan, dilihat dari populasi penganutnya, Indonesia merupakan satu dari tiga negara yang menjadi pusat agama besar di dunia.
âMenurut Jimmy Carter, pada saat ini ada tiga negara yang menjadi pusat perkembangan agama. India merupakan negara dengan jumlah pemeluk agama Hindu terbanyak. Amerika Serikat adalah negara dengan populasi agama Kristen terbesar. Dan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,â katanya. Jimly juga mengatakan, dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi model bagi umat Islam di seluruh dunia.
âBanyak ahli memperkirakan nanti di abad ke-22 akan datang suatu zaman di mana pusat pertumbuhan ekonomi akan bergeser ke Asia Pasifik. Jika begitu, muslim Melayu akan menjadi profil muslim Asia Pasifik. Oleh karenanya, umat muslim Indonesia harus terus meningkatkan kualitas diri. Jika Indonesia bisa berhasil, maka insya Allah akan menjadi contoh bagi umat muslim dunia,â ujarnya berpesan.
Dalam tausiyah-nya, Jimly yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, berpesan kepada umat Islam bahwa salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia umat Islam adalah dengan selalu mencintai ilmu pengetahuan. âKarena dengan ilmu, sumber daya alam yang kita miliki tidak akan menjadi bencana dan kutukan bagi kita, namun menjadi karunia Allah sebagai berkah bagi kehidupan kita,â ujarnya.
Festival Maulid Nusantara merupakan gelaran budaya umat Islam dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pada Festival yang telah digelar sejak tahun 2006 ini, ditampilkan berbagai budaya daerah di Indonesia dalam memperingati peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW. Festival yang dibuka pada 14 Maret 2008 ini selain menampilkan prosesi maulid dari masing-masing daerah, juga diisi pameran dan bazar, ekspresi anak muslim, serta silaturahmi peradaban dengan orasi keagamaan dari perwakilan negara Asean seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Selain Ketua MK, pada acara yang bertema âMembangun Keteladanan Umat Menuju Peradaban Islamâ ini hadir juga mantan gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, wakil gubernur DKI Jakarta, H. Prijanto, dan budayawan Mochtar Jazir ASP. (Kencana Suluh Hikmah/ Yogi Djatnika)