Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, dan Hakim Konstitusi H. Harjono, dengan didampingi Sekretaris Jenderal MK, Janedjri M. Gaffar, menghadiri pergelaran wayang kulit yang diselenggarakan oleh Bupati Wonogiri, Begug Poernomosidi, di alun-alun Kabupaten Wonogiri, Sabtu (15/3).
Pada pergelaran wayang kulit dengan lakon Kresna Duta tersebut, Begug dan Untung Wiyono bertindak sebagai dalang. Sementara Rina Iriani, Bupati Karanganyar, bertindak sebagai sinden. Lakon tersebut, secara tersirat juga merupakan media untuk memberikan pemahaman mengenai sistem hukum dan ketatanegaraan RI kepada masyarakat.
Saat tampil dalam acara limbukan wayangan tersebut, Rina mengatakan, âWayang merupakan salah satu budaya masyarakat. Dengan bahasanya yang ringan dan cepat ditangkap oleh masyarakat, wayang menjadi media sosialisasi yang tepat kepada masyarakat untuk mengerti tentang sistem hukum dan sistem ketatanegaraan kita."
Dalam pertunjukan sesi limbukan wayangan tersebut, Jimly dan Harjono juga berkesempatan menjadi pengisi acara. Tidak lupa, Jimly yang merupakan asli putra Palembang, menyisipkan pesan-pesan mengenai MK dan menjelaskan kewenangannya. âJadi, MK bertindak sebagai salah satu lembaga tinggi negara, di mana tugasnya sebagai pengawal konstitusi berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan hasil pemilihan umum. Selain itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar,â paparnya di hadapan penonton yang menghadiri pertunjukan wayang tersebut.
Terkait pergelaran wayang kulit sebagai sarana memberikan pemahaman mengenai sistem ketatanegaraan kepada masyarakat, Jimly mengatakan, bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa besar yang dianugerahi keragaman budaya. Oleh karenanya, ia berpesan, keragaman budaya tersebut harus dapat dijadikan alat pemersatu seluruh warga negara Indonesia. (Andhini Sayu Fauzia)