Anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi (MK) Ahmad Syafi’i Ma’arif menekankan pentingnya menjadi seorang negarawan dalam kehidupan berbangsa. Hal ini dikemukan saat menerima kunjungan 30 peserta Kader Bangsa Fellowship, Kamis (4/10).
Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menyebut Indonesia sudah memiliki banyak politikus. Namun untuk negarawan masihlah sedikit. Beda keduanya, kata dia, adalah tentang cara berpikir dan bersikap. “Jika negarawan berpikir dan bertindak untuk negara secara jangka panjang. Adapun politikus hanya berpikir kepentingan sesaat,” ujarnya di Ruang Delegasi MK.
Buya Syafi’i menjelaskan pribadi yang ingin masuk dalam dunia politik mesti berpikir menjadi negarawan khususnya peserta Kader Bangsa Fellowship yang merupakan caleg dari berbagai daerah. Jika menjadi menjadi negarawan, ujarnya, artinya masuk ke dunia politik sebagai bentuk pengabdian dan bukan untuk kepentingan pribadi. Selain itu, ia juga berpesan jika ingin masuk dunia politik mesti sudah selesai dengan masalah keuangan. Sebab jika tidak, dunia politik sebatas tempat untuk mencari uang. Artinya nilai luhur dalam berpolitik didegradasi sebatas untuk mata pencaharian semata. “Dengan adanya modal ini, setidaknya ini dapat menjaga niat dan idealisme seseorang ketika terjun ke dunia politik,” jelasnya.
Kemudian, Buya Syafi’i juga meminta agar saat terjun ke dunia politik tidak lupa dalam masalah narasi dan konten. Meski masuk dalam dunia demikian, fungsi intelektual tidak boleh hilang. Artinya budaya membaca dan menulis tetap harus dilakukan sebagai upaya mengedukasi masyarakat. “Tugas kita apapun profesinya tetap sebagai pendidik. Yakni bertugas mencerahkan dan membimbing masyarakat,” tegasnya.
Kader bangsa Fellowship merupakan program pelatihan bersifat tahunan. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2011. Kali ini, peserta pelatihan berasal dari caleg tingkat DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, serta DPR RI. Kunjungan ke MK merupakan diskusi untuk materi etika politik dan upaya membangun integritas. (Arif/LA)