Selama menjabat sebagai Hakim Konstitusi, Letjen TNI (Purn) H. Achmad Roestandi, S.H., atau yang akrab disapa Pak Roes, telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pelaksanaan tugas Mahkamah Konstitusi (MK). Sebagai seorang Hakim Konstitusi yang memiliki latar belakang militer, komitmen dan konsistensi Pak Roes dalam mengawal konstitusi diimplementasikan dalam berbagai Putusan MK.
Dalam menjaga komitmen dan konsistensinya tersebut, tidak serta merta Pak Roes selalu mengikuti arus pendapat mayoritas para Hakim Konstitusi. Pada banyak Putusan MK, apabila Pak Roes menganggap pendapat mayoritas tidak seperti yang ia yakini, maka ia tidak segan untuk menyatakan pendapat berbeda (dissenting opinion), dengan tetap tunduk dan patuh dengan Putusan tersebut. Berbagai dissenting opinion yang menjadi pemikiran hukum Pak Roes dalam Putusan MK diluncurkan menjadi sebuah buku pada Kamis (6/3) malam di ruang serbaguna gedung MK, Jakarta.
Dalam acara peluncuran buku yang berjudul Mengapa Saya Berbeda Pendapat?: Pemikiran Hukum Hakim Konstitusi H. Achmad Roestandi tersebut, turut hadir Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla, Ketua MK Jimly Asshiddiqie, Wakil Ketua MK H.M. Laica Marzuki, Wakil Ketua MPR A.M. Fatwa, dan para Hakim Konstitusi. Selain itu, turut hadir pula mantan Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki, mantan Panglima TNI Wiranto, guru besar ilmu ekonomi UI Sri Edi Swasono, para anggota dan mantan anggota DPR, budayawan Taufik Ismail, dan para tokoh nasional lainnya.
Acara peluncuran buku yang diterbitkan oleh Sekretariat Jenderal MK tersebut, ditandai dengan penyerahan buku dari Sekretaris Jenderal MK, Janedjri M. Gaffar, kepada Pak Roes. Buku tersebut juga seolah menjadi âkado terakhirâ Sekretariat Jenderal MK kepada Pak Roes yang selama menjabat sebagai hakim konstitusi dikenal sangat dekat dan akrab kepada setiap pegawai MK.
Pak Roes, Hakim Konstitusi yang dikesankan sangat humoris oleh setiap Hakim MK dan setiap pegawai, ternyata juga memang dikesankan sama oleh setiap orang yang mengenalnya. Hal tersebut terungkap saat Wakil Presiden, H.M. Jusuf Kalla, yang sempat bersama Pak Roes duduk sebagai anggota DPR/MPR, menyampaikan sambutan dalam acara tersebut.
âSaya memang berbeda pendapat dengan Pak Roes, namun dalam mendukung tim sepakbola. Saat Persib (Bandung) kalah melawan PSM (Makassar) dalam suatu pertandingan sepakbola, saya kirim kartu ucapan innalillahi kepada beliau,â seloroh Wakil Presiden, H.M. Jusuf Kalla.
Buku yang diluncurkan dalam rangka peringatan ulang tahun Pak Roes yang ke-67 ini, adalah bukunya yang ke-20. Pak Roes yang sejak remaja memiliki bakat menulis memang telah menghasilkan berbagai jenis buku, mulai dari buku-buku serial silat, buku-buku agama Islam, hingga buku-buku hukum yang menjadi pegangan para mahasiswa. Bahkan salah satu bukunya, Responsi Filsafat Hukum, telah menjadi buku wajib bagi mahasiswa hukum pada masanya. Dalam testimoninya, Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna menulis, âGara-gara mempelajari buku karangannya itulah saya mendapat nilai A untuk mata kuliah Filsafat Hukum,â kata Hakim Konstitusi Palguna.[]ardli