Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat bersama Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Hamzah menerima audiensi Pengurus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (ISMAHI) pada Selasa (17/10) siang di Ruang Delegasi Gedung MK.
Di awal pertemuan, delegasi ISMAHI menjelaskan secara singkat sejarah terbentuknya ISMAHI yang berdiri pada 1984. Setelah itu, mereka mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangan ke MK untuk menyampaikan informasi terkait penyelenggaraan Kongres ISMAHI ke-13 dan mengharapkan Ketua MK Arief Hidayat dapat hadir sebagai pembicara dalam kongres tersebut.
“Kunjungan kami ke MK untuk menyampaikan informasi penyelenggaraan Kongres ISMAHI ke-13 dan Seminar Hukum Nasional 2017 yang semula direncanakan pada 23 Oktober 2017. Namun karena kami ingin mendapatkan hasil yang maksimal, acara itu kami undur pada 6 November 2017. Pada kesempatan ini, kami mengundang Yang Mulia Prof. Arief untuk menjadi pembicara dalam acara nanti. Temanya mengenai pembaharuan agraria,” ujar Heru selaku pimpinan rombongan.
Terhadap undangan tersebut, Arief Hidayat menerangkan bahwa Ketua MK dalam sebuah kongres maupun seminar biasanya lebih sebagai keynote speaker, bukan sebagai pembicara.
“Selain itu materi yang disampaikan juga merupakan materi yang tidak menyangkut pokok perkara yang disidangkan di MK. Juga tidak menyampaikan materi yang potensial mengarah ke pokok perkara. Karena ini menyangkut etika,” ujar Arief.
Arief juga berpesan kepada delegasi ISMAHI agar menjalankan hukum tidak secara praktis saja, tetapi juga tetap menjaga integritas dan moral. “Berhukum bukan sekadar bongkar pasang pasal-pasal hukum, tidak sekadar menegakkan supremasi hukum tapi harus dilandasi sinar Ketuhanan yang menjunjung tinggi etika moral,” imbuh Arief.
Dikatakan Arief, sistem hukum di Indonesia dilandasi Pancasila bukan sistem hukum sekuler. Bahwa menegakkan hukum di Indonesia harus selalu dilandasi sinar Ketuhanan.
“Konsep tersebut sudah disepakati the founding fathers kita. Berhukum tidak semata-mata bertanggung jawab terhadap nusa dan bangsa, tetapi juga kepada Tuhan yang Maha Esa,” tandasnya. (Nano Tresna Arfana/LA)