Mahkamah Konstitusi (MK) menyelenggarakan buka puasa bersama di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretaris Jenderal, Kamis (15/6). Acara yang digelar di Ruang Sidang dan Aula MK tersebut dihadiri oleh undangan dari beberapa lembaga, di antaranya Pimpinan DPD RI Oesman Sapta Odang, Mantan Hakim Konstitusi Periode 2009 -2013 Mahfud M.D, Ketua Dewan Etik MK Achmad Roestandi, serta sembilan Hakim Konstitusi dan segenap pegawai MK.
Dalam acara yang penuh kebersamaan tersebut, Ketua MK Arief Hidayat dalam sambutannya menyampaikan buka puasa bersama bukan hanya menjadi tradisi muslim. “Acara keagamaan seperti buka puasa bersama ini dapat membawa kesejukan karena tidak hanya muslim, tetapi yang nonmuslim pun ikut bergabung dan ini sudah seperti tradisi bangsa,” jelasnya.
Selain itu, dalam sambutannya Arief pun menekankan pentingnya berlaku baik setelah kembali pada fitri di akhir Ramadan nanti. “Final dari puasa adalah Idul Fitri dengan menjadi fitrah kembali. Selama Ramadan kita sangat menjaga diri untuk selalu berbuat baik. Untuk itu, dengan selalu menjaga diri berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari akan mampu mengendalikan diri dari pelanggaran-pelanggaran,” terangnya.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan tausiah dari Mahfud yang mengkisahkan salah satu hikmah dari perjalanan kehidupan khilafah Islam yang terkenal, Harun Al Rasyid. “Khalifah ini pernah mendapati seorang pemuda bernama Bahlul yang hidup di atas kuburan. Si pemuda memilih hidup di atas kuburan karena baginya manusia nanti juga akan kembali pada kuburan dan kenapa harus tinggal di istana. Singkat kisah, kata-kata si pemuda membuat khalifah tertegun dan menyadari dirinya dan ingat akan kematian yang pasti datang dan tempat kembali adalah tempat yang dipilih pemuda itu,” kisah Mahfud.
Menurut Mahfud, kisah tersebut mengisyaratkan pada kita untuk senantiasa ingat akan datangnya kematian. Untuk itu, hal yang harus dilakukan adalah berjalan di posisi masing-masing dengan benar. Artinya, meski hakim, pejabat, atau apapun posisi kita dalam kehidupan ini haruslah berjalan di posisi masing-masing dengan benar.
Saat azan Magrib berkumandang, acara dilanjutkan dengan menyantap kudapan pembuka buka puasa, salat Magrib berjamaah, dan diakhiri dengan santap bersama menikmati hidangan utama.
(Sri Pujianti/lul)