Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar upacara bendera memperingati 109 tahun Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Senin (22/5). Upacara tersebut diikuti oleh seluruh pegawai MK.
Panitera Muda II Muhidin bertindak sebagai pembina upacara. Dalam pidatonya, Muhidin menekankan semangat bekerja dalam menyambut momen Harkitnas. “Sebab persaingan sekarang sudah bersifat mengglobal. Persaingan terjadi antar negara satu dengan negara lainnya,” ujarnya.
Jika semangat bekerja tak tertanam dalam individu, imbuhnya, akan membuat Indonesia dapat tertinggal dari negara lain. Hal tersebut dapat membuat bangsa Indonesia sulit menjadi negara maju. Dengan demikian, Muhidin menegaskan, kita semua mesti menjadi petarung tingkat global.
“Rintangan ke depan memang semakin berat, tapi ini mesti dijadikan pelecut agar lebih giat bekerja,” imbuhnya.
Tantangan Indonesia saat ini, lanjut Muhidin, sangat berbeda dibandingkan pada zaman dahulu. Saat zaman pergerakan nasional, musuh nyata bangsa Indonesia adalah Belanda. Adapun saat ini, yang menjadi tantangan adalah diri sendiri, bagaimana tiap individu memacu pribadinya agar dapat berkarya untuk bangsa dan negara.
Lebih lanjut, Muhidin menyebut harkitnas sebagai momen peneguhan kembali ideologi Pancasila. Sebab, Pancasila sudah terbukti sebagai perekat dan pemersatu kehidupan berbangsa yang heterogen. “Nilai Pancasila ibarat panduan dalam kita bernegara. Selain itu, sebagai filter nilai negatif akibat globalisasi,” tegasnya.
Harkitnas diperingati setiap tanggal 20 Mei. Pada tanggal tersebut, organisasi Budi Utomo berdiri tepat 109 tahun silam. Organisasi tersebut menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia. Dari momentum itu, lahir kesadaran masyarakat Indonesia agar dapat merdeka dari penjajahan Belanda.
(ARS/lul)