Sebanyak 50 mahasiswa Protokol Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berkunjung ke Pusat Sejarah Konstitusi (Puskon) Mahkamah Konstitusi, Jumat (19/5). Kedatangan mereka disambut hangat oleh Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol MK Heru Setiawan.
Rombongan mahasiswa langsung menuju Pusat Sejarah Konstitusi di lantai 5 dan 6 Gedung MK. Sebagaimana diketahui, Pusat Sejarah Konstitusi yang terbuka untuk umum itu terdiri atas delapan zona. Mulai dari Zona Pra Kemerdekaan, Zona Kemerdekaan, Zona Undang-Undang Dasar 1945, Zona Konstitusi RIS, Zona UUD Sementara 1950, Zona Kembali ke UUD 1945, Zona Perubahan UUD 1945, dan Zona Mahkamah Konstitusi.
Sari Suciati selaku penanggung jawab dan Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Protokol Bumi Siliwangi UPI menjelaskan kunjungan para mahasiswa UPI ke MK dalam rangka pendidikan lanjutan candradimuka tingkat lanjut. “Kami mengunjungi sejumlah instansi. Seperti Mahkamah Konstitusi, Kementerian Pendidikan Nasional, Mabes Polri, dan sebagainya,” ucap Sari kepada tim Media MK.
Berbagai kesan terlontar dari mahasiswa UPI usai mengunjungi Puskon. Di antaranya dari Rosi Nurdian mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI Bandung. “Saya tidak menyangka bahwa di dalam gedung MK terdapat museum mengenai Konstitusi Republik Indonesia. Bagi saya, ini menjadi pengalaman luar biasa dan berkesan karena dapat lebih mengenal dasar negara Indonesia serta sejarah konstitusi di Indonesia secara lebih ringkas dan menarik,” urai Rosi.
“Kami berharap, semoga akan banyak lagi orang yang mengunjungi Pusat Sejarah Konstitusi. Agar masyarakat luas dapat mengetahui lebih dalam terhadap konstitusi Indonesia,” tambah Rosi.
Lain lagi dengan kesan Refa Pitaloka mahasiswa semester 4 Program PGSD UPI Bandung. “Apa yang saya dapat pelajari di dalam Pusat Sejarah Konstitusi, ternyata sangat bermanfaat. Mulai dari replika dan tiga dimensi dari sejarah konstitusi, tayangan film, foto dan sumber informasi lainnya. Semua ini menambah pengetahuan saya. Saya berharap, di kemudian hari saya bisa bekerja di MK,” kata Refa terbuka.
Sementara itu, Fitri Oktavia Putriasni mahasiswa Program PGSD UPI Bandung juga sangat terkesan dengan Puskon. “Saya merasa berjalan dari masa ke masa. Tulisan dan keterangan dari gambar maupun foto di Pusat Sejarah Konstitusi tertata dengan baik dan rapi. Bagian yang paling saya suka adalah visualisasi Dekrit Presiden,” tandas Fitri.
(Bayu Wicaksono/Nano Tresna Arfana/lul)