Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. menerima kunjungan Duta Besar Mesir, Mohammed El Sayed Taha dan Duta Besar Singapura, Ashok Mirpuri, Rabu (12/09). Keduanya diterima di ruang kerja Ketua MK dalam waktu yang berlainan.
Seusai menemui Ketua MK, di ruang press conference, Sayed Taha mengungkapkan bahwa maksud kunjungannya adalah untuk mengucapkan selamat atas telah ditempatinya gedung baru MK sekaligus untuk menyambut Ramadhan. Selain itu, kami juga mendiskusikan kemungkinan adanya kerjasama hukum yaitu kerjasama MK di negara-negara Islam, ungkap Sayed yang berjanji akan menindaklanjuti hal ini dan berharap segera mendapat respon dari Ketua MK Mesir.
Selain itu, Sayed mewakili negara Mesir juga berkeinginan membangun kerjasama dengan Indonesia di bidang HAM. Sayed berharap nantinya akan tercipta kerjasama antara Dewan HAM Nasional Mesir dengan lembaga HAM di Indonesia. Isu HAM saat ini menjadi isu yang penting. Jika membicarakan isu HAM di Islam sendiri justru sudah lama mengenalnya bahkan sebelum deklarasi HAM muncul di tahun 1948. Untuk itu kami siap bekerjasama dengan Indonesia, jelasnya.
Tak hanya itu, dalam kesempatan ini, Sayed juga mempromosikan program pendidikan di Mesir. Kementerian Luar Negeri Mesir dengan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, memiliki program pendidikan untuk mempromosikan moderasi dan toleransi. Dalam program ini terdapat beasiswa bagi siswa-siswa muslim dari negara-negara muslim. Kami juga punya program kerjasama antara Menteri Kehakiman dan Universitas Al Azhar yang mana bisa mendatangkan pelajar dari Indonesia untuk belajar HAM dari perspektif Islam, katanya.
Sementara itu, Ashok Mirpuri, dalam konferensi pers yang digelar seusai menemui Ketua MK, mengatakan bahwa kunjungannya adalah bertujuan untuk mengetahui perkembangan terkini MK serta untuk mengerti tentang tata cara dan prosedur beracara di MK. Tidak ada yang khusus dalam kunjungan ini. Pak Jimly dan saya sudah lama kenal lebih dari 10 tahun, jelas Ashok.
Lebih lanjut, Ashok menceritakan bahwa dalam perbincangannya, Ketua MK menyarankan supaya ada kerjasama antara universitas-universitas di Asean untuk saling mengetahui konstitusi masing-masing negara. (Heru Setiawan/Wiwik Budi Wasito)