Hakim Konstitusi Suhartoyo berkesempatan memenuhi undangan MK Uzbekistan dalam acara konferensi Internasional tentang “The Role of the Constitutional Court in the implementation of the power separation principle and protection of human rights: experience of Uzbekistan and foreign countries” pada (21/10), di Tashkent. Acara ini diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun ke-20 berdirinya Mahkamah Konstitusi Republik Uzbekistan.
Konferensi ini dihadiri oleh Ketua dan hakim dari pengadilan konstitusional serta badan-badan sejenis lain dari negara-negara seperti Korea Selatan, Malaysia, Hungaria, Belgia, Rusia, Thailand, Pakistan, Armenia, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turki. Selain itu, hadir sebagai peserta juga dari anggota Senat dan Dewan Legislatif Oliy Majlis Uzbekistan, pejabat senior lembaga penegak peradilan dan hukum, para pakar, serta perwakilan masyarakat sipil lembaga.
Dalam paper-nya yang berjudul “The Role of the Constitutional Court in Upholding the Principle of Separation of Powers and the Protection of Human Rights: The Indonesian Experience”, Suhartoyo menekankan pentingnya kerjasama internasional untuk saling mendukung kinerja di tiap-tiap lembaga peradilan konstitusi di masing-masing negara. Pembelajaran yang bisa diperoleh dari berbagi pengalaman menjadi sebuah metode yang efektif dengan mempelajari perbedaan-perbedaan di tiap negara. Suhartoyo juga menjabarkan keunikan Indonesia dengan ideologi Pancasila yang menjadi faktor pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila juga menjadi landasan filosofis yang mempengaruhi hakim konstitusi dalam memutus perkara konstitusional.
Sementara itu, Ketua MK Uzbekistan, Bakhtiar Mirbabaev menekankan bahwa jalan membangun negara hukum yang demokratis telah dipilih sejak awal kemerdekaan Uzbekistan dan prinsip ini hidup terus-menerus sampai saat ini. Proses pembangunan ini memperkuat basis masyarakat sipil, dan menjaga nilai tertinggi yaitu melindungi orang, hak dan kebebasan mereka. Hal ini telah diakui seluruh dunia sebagai \"model pembangunan Uzbek\".
Konferensi ini menyoroti implementasi yang konsisten dan sistematis atas prinsip konstitusional pemisahan kekuasaan memberikan keseimbangan kepentingan antara cabang pemerintahan. Hal ini merupakan faktor penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh negara dan masyarakat. Dan Hakim Konstitusi mewakili karakteristik kualitas penting dari sebuah negara demokratis. Hakim Konstitusi adalah karakter yang mewakili bentuk tertinggi dari kontrol konstitusional, persyaratan khusus, dan lembaga yang diperlukan dari negara demokratis modern.
Pada kesempatan itu, tak lupa Suhartoyo mengucapkan selamat ulang tahun MK Uzbekistan dan mendoakan sukses senantiasa menyertai di masa-masa mendatang. (Bisariyadi/TIR)