Sebanyak 12 mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung dan Bina Sarana Informatika (BSI) Jakarta mengunjungi Pusat Sejarah Konstitusi (Puskon) di lantai 5 dan 6 Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat (11/9) siang. Kunjungan tersebut dipandu oleh Rosalia Agustin Shella Hendrasmara, Staf Humas MK.
Di awal kunjungan, para mahasiswa yang kini sedang magang di MK diajak melihat langsung Zona Pra Kemerdekaan, antara lain memaparkan makna konstitusi secara luas. Pada Zona Pra Kemerdekaan juga diungkap pergerakan perlawanan di berbagai daerah Indonesia terhadap penjajah.
Berlanjut ke Zona Kemerdekaan, para mahasiswa menyaksikan peristiwa persiapan kemerdekaan hingga terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Termasuk juga menyaksikan hologram pembacaan teks proklamasi, mendengarkan suara asli Bung Karno saat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan pada Zona UUD 1945, mereka melihat suasana rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang menjadi tahap awal dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya para mahasiwa diajak untuk melihat Zona Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat), Zona UUD Sementara 1950, berlanjut ke Zona Kembali ke UUD 1945. Setelah itu, mereka menuju Zona Perubahan UUD 1945 yang digambarkan dengan adanya reformasi politik 1998.
Pada bagian akhir, ada Zona Mahkamah Konstitusi yang menampilkan sejarah munculnya gagasan pengadilan konstitusi, termasuk sejarah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) maupun profil para hakim MKRI. Selain itu mereka menyaksikan area simulasi pelaku sidang, serta media yang secara interaktif menampilkan putusan-putusan penting MK dalam format digital, hingga akhirnya memasuki sinema konstitusi.
Berbagai kesan terlontar dari para mahasiswa. “Secara fisik, Pusat Sejarah Konstitusi sangat menarik yang dikemas dalam sisi yang modern. Sejarah itu penting mahasiswa. Seperti dikatakan Presiden Soekarno, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Mahkamah Konstitusi menjunjung tinggi nilai sejarah,” ucap Cipta Uli Mediana, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip.
Sementara itu Mega Indah Permatasari mahasiswi Fakultas Hukum (FH) Unair kagum dengan teknologi canggih di Pusat Sejarah Konstitusi. “Visualisasi melalui touch screen, ketajaman gambar berbagai peristiwa dan tokoh-tokoh nasional, termasuk profil hakim konstitusi yang ditampilkan secara digital. Ini penting bagi para mahasiswa,” ujar Mega.
Lain lagi komentar Lusiana Aprilianti mahasiswi UIN Bandung. “Pusat Sejarah Konstitusi sangat menarik, mulai dari sejarah konstitusi maupun para tokoh nasional yang ada di dalamnya,” imbuh Lusiana. Sedangkan Wisnu Chandra Kusuma mahasiswa Teknologi Komputer BSI mengaku senang mengunjungi Puskon.
“Saya bisa mengetahui sejarah konstitusi dari masa perjuangan sampai sekarang. Termasuk teknologi informasi yang diterapkan dalam Pusat Sejarah Konstitusi sudah begitu canggih,” kata Wisnu. (Nano Tresna Arfana)