“It is enough that the people know there was an election. The people who cast the votes decide nothing. The people who count the votes decide everything”
-Stalin-
Apa yang ada dalam pemikiran para politikus ketika melihat kekuasaan terhadap pemerintahan dikuasai dan dipimpin oleh garis keturunan yang sama?
Hal ini sebenarnya sudah menjadi opini umum yang massif. Banyak kasus politik dinasti terjadi di Indonesia bukan saja pada level pusat, tetapi juga sudah merambah pada level daerah. Sistem politik dinasti sebenarnya bukan yang pertama terjadi di Indonesia, semenjak era presiden Soekarno hingga era SBY banyak sistem perpolitikan dinasti ditemui.
Pada dasarnya sistem dinasti politik adalah merupakan strategi politik yang dibuat ataupun dibangun untuk memperoleh kekuasaan. Harapannya dengan menggunakan sistem dinasti politik, kekuasaan dapat di wariskan kepada keturunan ataupun keluarga. Sistem dinasti politik ini dapat dilihat dan ditelaah melalui dua aspek konotasi. Masing masing konotasi memiliki kekuatan dan kelemahan masing masing. Saat ini penulis berusaha untuk menilai dan menelaah makna dan arti politik dinasti ditinjau dari konotasi negative maupun konotasi positif.
KONOTASI POSITIF
Menganut pada sistem kepemimpinan di Indonesia yang pada umumnya memiliki sistem kepemimpinan kesukuan, maka tidak lah menjadi hal yang aneh adanya sistem politik dinasti. Sejarah Indonesia meninggalkan sistem dinasti pada kelompok ataupun golongan tertentu. Sebagai salah satu contoh, suku suku diIndonesia memiliki sistem kepemimpinan dinasti, dimana pucuk pimpinan akan di miliki ataupun ditempati berdasarkan garis keturunan (regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis).
Apabila secara “kebetulan” generasi pemilik kekuasaan merupakan generasi yang memang kompeten dan mumpuni, maka sistem perpolitikan dinasti akan sangat membantu dalam pengasingan group ataupun kelompok perusak.
Masyarakat yang dipimpin secara langsung dan tidak langsung memberikan penuh kepercayaan kepada dinasti pemimpin mereka, tidak memandang pantas atau tidak dalam memimpin.Kekuatan dari sistem politik dinasti adalah, apabila sudah dipercaya ataupun masyarakat telah memiliki keyakinan pada satu garis keturunan tertentu, maka pengendalian ataupun penagturan terhadap sistem sosial dapat di lakukan dengan mudah.Sosial masyarakat menjadi bagian yang menyatu dengan sistem kekerabatan kepemimpinan tersebut.
KONOTASI NEGATIF
Sistem politik dinasti dapat mengandung konotasi negative ketika sitem perpolitikan tersebut dipadupadankan pada pengambilan kekuasaan. Makna kepemimpinan bukan lagi menjadi hal krusial pada sistem dinasti dengan konotasi negative. Hal terpenting adalah bagaimana menjaga keutuhan kekuasaan pada generasi yang sama. Di Indonesia hal ini sudah banyak terjadi dan
Banyak patai politik yang saat ini (2013 menjelang 2014) mempersiapkan generasinya untuk bersanding di kursi perpolitikan nasional.Skema pengorbitan instan disusun dengan singkat dan tanpa persiapan.
Sebagai contoh, menuju perhelatan 2014, terdapat beberapa “pemilik partai (penggagas, penguasa, donator,penemu)” ramai ramai mempersiapkan penggantinya yang memiliki keterikatan kekeluargaan. Ketakutan akan penguasaan oleh pihak lain (bukan satu gen) menjadi perhelatan yang panjang. Dampak utamanya adalah kepada nilai hakiki kekuasaan dan kepemimpinan yang menjadi pudar. Kualitas dan kapabilitas para pemimpin sangat jauh dari harapan.
PEMIKIRAN
Pemaparan konotasi positif dan konotasi negative diatas hanyalah buah pikir spontanitas penulis melihat kekacauan perpolitikan di Indonesia. Bagi penulis, alangkah baiknya pabila para politikus yang akan (sudah) menjadi penguasa, sadar diri akan kemampuan dan kapabilitas. Karna hingga saat ini jika kita jujur menganalisa dan memahami fenomena yang ada, belum ada “calon pemimpin” yang layak yang dipersiapkan untuk mengganti kan posisi penting para pemilik ataupun penguasa. Sudah selayaknya penghapusan sistem politik dinasti dilakukan, karena akan menciptakan pengelompokan kekuasaan pada golongan (group) tertentu yang dapat saja di salah arti dan gunakan.
Author: David Ganda Silalahi
Sumber: https://davidgandasilalahi.wordpress.com/2014/02/24/dinasti-politik-konotasi-positif-negatif/