Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat, menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan Seminar Nasional dan Rapat KerjaAsosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3Kn) bertajuk “Penguatan Komitmen Komunitas Akademik PKn dalam Memperkokoh Jatidiri PKn”, yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Nu’man Somantri, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung (4/4).
Dalam kesempatan tersebut, Arief mengatakan saat ini Indonesia sedang mengalami kehilangan orientasi dalam mengabdi bagi kemajuan bangsa dan negara. Tanpa visi dan misi yang sama serta rasa saling percaya, tidak akan mudah untuk hidup bernegara. “Indonesia saat ini sedang mengalami kegaduhan. Ada suasana batin yang berbeda antara pendiri bangsa dan kita sekarang ini. Masyarakat sekarang ini hidup dengan tingkat kepercayaan rendah atau low trust society. Padahal rasa saling percaya adalah kunci persatuan dan kemajuan suat bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut menurut Arief, menyoroti masalah disorientasi dalam masyarakat. Ia memandang saat ini orang hanya melihat keuntungan bagi dirinya sendiri atau kelompoknya, khususnya dalam pengisian jabatan penting di Indonesia. “Orientasi pejabat kita saat ini adalah menang-menangan. Orang menjadi pejabat publik dengan jalan tidak sewajarnya. Karena itu tujuannya bukan lagi untuk bangsa dan masyarakat. Kalau begini terus, maka kita akan melangkah mundur. Demokrasi bukan hanya tujuan, melainkan juga sarana untuk mencapai kemakmuran bangsa dan negara,” imbuh Arief.
Berdasarkan kenyataan tersebut, Ia mengatakan bahwa setiap komponen bangsa sesungguhnya memiliki kewajiban mengambil tanggung jawab dan peran, sesuai dengan posisi dan kedudukannya masing-masing, untuk turut menumbuhkan budaya sadar konstitusi, termasuk guru, utamanya guru PKn.
“Di luar fungsi peradilan, MK aktif melakukan upaya membangun budaya sadar konstitusi. Bahkan salah satu misi MK menyebut secara tegas komitmen MK untuk membangun konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar berkonstitusi,” tegas Arief.
Di akhir paparannya, Arief mengundang seluruh peserta yang sebagian besar merupakan guru PKn, untuk datang ke Pusat Sejarah Konstitusi. “Bagi para guru, silahkan datang ke MK untuk memperdalam pengetahuan tentang konstitusi di Pusat Sejarah Konstitusi di Gedung MK Jakarta. Di sana bapak dan ibu sekalian bisa mempelajari awal mula bagaimana negara ini dibentuk oleh para The Founding Fathers. Karena guru PKn memiliki pengaruh serta peran penting dalam proses rekayasa sosial untuk membangun, serta menanamkan nilai-nilai dan kultur konstitusi,” tutup Arief. (Dedy R. Ramly).