Para pejabat dan pegawai Mahkamah Konstitusi (MK) melaksanakan upacara Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2014. Bertindak selaku pembina upacara adalah Panitera MK Kasianur Sidauruk.
“Sejarah perjalanan bangsa dan negara Indonesia menunjukkan bahwa untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan perjuangan panjang. Negara kita tidak bisa berdiri menjadi negara merdeka dan berdaulat tanpa perjuangan para pendiri bangsa dan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga, pikiran serta harta,” ujar Kasianur di hadapan para peserta upacara.
Dikatakan Kasianur, sikap kepahlawanan merupakan perwujudan tindakan dan pengorbanan yang penuh militansi. Sikap kesetiakawanan sosial adalah perwujudan dari kepekaan sosial atau batin.
“Kita harus memaknai semua itu bukan hanya sekadar ungkapan, tetapi harus dijadikan kekuatan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk masa kini dan masa mendatang,” papar Kasianur.
Kasianur melanjutkan, Peringatan Hari Pahlawan tahun ini mengusung tema besar “Pahlawanku Idolaku”. Tema tersebut dipilih dimaksudkan untuk menggugah semangat kepahlawanan sebagai ukuran nilai, baik sebagai ‘panutan’ maupun figur idola pencarian jati diri.
Tema “Pahlawan Idolaku” diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi penerus, bahwa semangat juang dan semangat kebangsaan para pahlawan akan selalu terpatri di dada setiap insan Indonesia dan menjadi kebanggaan atau idola sepanjang masa.
Pada kesempatan itu, Kasianur yang membacakan sambutan Menteri Sosial Khofifar Indar Parawansa, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya disertai ucapan terima kasih atas kehadiran para peserta upacara Peringatan Hari Pahlawan tahun ini.
“Semoga Tuhan selalu membimbing serta meridhoi kita semua dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan melalui cipta, rasa dan karsa untuk pembangunan Indonesia yang lebih maju, adil dan sejahtera,” tandas Kasianur. (Nano Tresna Arfana/mh)