Hakim dalam menjatuhkan putusan tidak bisa diperintah oleh siapapun. Independensi pengadilan sangat dibutuhkan dan memang itu sangat sulit dilakukan oleh penegak hukum. Seorang hakim harus mengorbankan perasaan dan kedekatannya dengan siapapun dengan tidak melihat kawan dan saudara untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Hal demikian disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva saat menghadiri Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, di Menara Bosowa, Makassar, Jumat, 31 Oktober 2014. “Kawan yang datang berperkara, sedemikian dekat kita, tapi kita harus mengorbankan perasaan kita saat memimpin sidang, karena untuk hukum dan keadilan. Ketika kita membela kawan, maka kita mengorbankan keadilan bagi orang yang bukan kawan kita. Hukum tidak mengenal saudara dan kawan,” jelas Hamdan bersemangat.
Hamdan selaku Dewan Penasehat BPP KKSS, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, menyampaikan bahwa kehadirannya atas permintaan Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia yang berhalangan datang. “Kalo diminta bantuan untuk menggantikan kehadiran Pak Jusuf Kalla, saya tidak bisa menolak. Tapi kalo mengenai putusan pengadilan, saya bisa menolak. Karena putusan pengadilan tidak bisa diperintah–perintah oleh siapapun,” terang Hamdan.
Ia pun memaklumi kesibukan dan padatnya kegiatan JK yang kembali menjabat sebagai wakil presiden saat ini. Hamdan pun tidak lupa sebagai Dewan Penasehat menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Musyawarah Besar yang dihadiri oleh anggota KKSS. Sebagai sebuah perkumpulan yang berbentuk paguyuban, KKSS dirasa sangat bermanfaat dalam mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan.
Dalam acara yang turut dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan H. Syahrul Yasin Limpo ini, Hamdan mengapresiasi kembali terpilihnya JK sebagai putra asli daerah Sulsel mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam pemilu. “Ini suatu hal yang luar biasa. Baru terjadi dalam sejarah Republik Indonesia, ada wakil presiden yang terpilih untuk kedua kalinya dalam Pemilu yang berbeda,” kata Hamdan memberikan semangat yang disambut tepuk sorak hadirin.
Menurut Hamdan, keterpilihan JK untuk kedua kalinya, tidak terlepas dari rekam jejak dan wataknya yang dikenal cepat dan tegas sebagaimana karakter khas Sulsel yang cepat dan berani mengambil keputusan. Karakter JK yang cepat tanggap dan responsif juga sangat cocok dalam masa kepemimpinan saat ini yang memang membutuhkan segala sesuatu dilakukan secara cepat dan efisien. (Agung Sumarna/mh)