Berita
 
Ada 1 Komentar Untuk Berita Ini
pengamat
29-09-2014
Saat bangsa ribut tentang Pilkada, kemana para Pemuka Agama? Apakah ini negara sekuler yang memisahkan politik dengan Agama? Pemuka Agama harusnya menyadarkan masyarakat apa untung rugi Pilkada langsung atau tidak. Jika Pilkada langsung, ingatkan Masyarakat bahwa Hak memilih juga berisi kewajiban politik untuk menjaga pihak terpilih agar tetap amanah pada janji. Ada Hak. Ada Kewajiban. Pemilu tidak hanya sekedar libur kerja, coblos dan dapat tinta di jari, tapi resiko dunia dan akhirat. Resiko dunia jika ternyata yang dipilih melanggar amanat sehingga kita jadi menderita dan juga menanggung derita orang lain karena kesalahan dalam pilihan kita. Jangan katakan anda tidak bersalah jika pilihan anda salah dan membuat orang lain menderita. Kalau anda sendiri yang menderita karena kesalahan anda dalam memilih itu adalah wajar. Anda yang memilih derita itu. Dalam agama dipahami bahwa setiap \"karya\" pasti ada \"karma\", setiap pilihan pasti ada konsekwensi, apalagi pemilu yang menghabiskan uang triliunan. Alangkah baiknya digunakan untuk kesejahteraan Rakyat. Kalau lewat DPRD, maka kita menyerahkan tanggung jawab kita pada orang yang merasa, mengaku sebagai ahli. Merekalah yang akan bertanggungjawab atas kesalahan dalam memilih, baik dunia apalagi akhirat. Mereka juga harus mengontrol pilihan mereka. Jika di rumah anda punya asisten rumah tangga, apakah anda masih perlu repot mencuci baju anda? Itulah yang dilakukan oleh Pilkada Langsung. mereka membayar DPR / DPRD dengan mahal untuk mewakili tanggung jawab politik mereka serta resiko dunia akhirat, tapi mereka masih minta tugas dan tanggung jawab serta resiko dunia akhirat untuk memilih tanpa pernah menyinggung upaya pengurangan gaji DPR / DPRD karena sebagian kerja mereka diambil lagi oleh rakyat. Ini bukan mendukung salah satu kubu karena keduanya sama sama tidak terdengar mendasarkan argumen mereka dengan agama. Sayapun tidak mengikuti perdebatan mereka.Tulisan ini hanya mengingatkan agar Indonesia tidak jadi negara sekuler. Kepada Rakyat, setelah memilih, apa untung ruginya? Baik dunia maupun akhirat. Kalau Pemilihan langsung, mintalah pengurangan gaji DPR / DPRD. Kalau tidak langsung, berlepas dirilah dari semua resiko Akhirat karena resiko dunia akan tetap dialami, hanya kita jadi korban bukan pelaku. Jangan lupakan Agama.

Kirim Komentar Anda

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait Berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan Mahkamah Konstitusi dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Mahkamah Konstitusi Berhak memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.

Silahkan Login Atau Register Untuk Mengkomentari Berita Ini