Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi (MK), Janedjri M. Gaffar menyaksikan puncak acara sekaligus menutup acara Pekan Konstitusi Ke-7 yang diselenggarakan Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Padang, Jumat (6/9) di di Gedung Pusat Kebudayaan Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Pada acara yang diselenggarakan atas kerja sama Universitas Andalas dengan MK tersebut, Janedjri menyampaikan apresiasi kepada siswa-siswa yang berkompetisi dalam acara tersebut. Hal itu disampaikan Janedjri pada usai menyaksikan final Debat Konstitusi antarsiswa SMA yang diikuti oleh pelajar dari Sumatera Barat, Jambi, dan Riau. Janedjri juga menilai, penyelenggaraan kali ketujuh Pekan Konstitusi ini telah mengalami peningkatan kualitas dari tahun-tahun sebelumnya.
“Nampak sekali anak-anakku sudah tidak sabar menunggu pengumuman hasil kerja dewan juri. Namun, terlepas dari siapa nanti yang tampil sebagai juara, sungguh sangat menggembirakan, sangat membanggakan, dan sangat mengharukan penampilan dari anak-anak yang berasal dari regu pro maupun dari regu kontra. Sungguh luar biasa. Dari tahun ke tahun nampak sekali ada peningkatan kualitas. Ini perlu kita sukuri bersama,” ujar Janedjri menyampaikan apresiasinya sesaat sesudah membuka pidatonya.
Janedjri pun sempat berinteraksi dengan para siswa yang menjadi peserta acara Pekan Konstitusi tersebut. Janedjri menanyakan jurusan yang diambil para siswa di sekolah tempat mereka bekerja. Janedjri pun tidak terkejut ketika mengetahui bahwa para peserta yang berkompetisi berasal dari jurusan yang beragam. Bahkan, berasal dari jurusan bidang studi yang terkesan jauh sekali dengan bidang hukum, terlebih hukum tata negara.
Terlepas dari jurusan dan cita-cita para siswa, Janedjri menangkap anak-anak tersebut sudah memiliki bekal, pemahaman, dan pengetahuan tentang Konstitusi bila memang nantinya ingin melanjutkan studi ke fakultas hukum. Terpenting, lanjut Janedjri, para siswa harus melaksanakan pemahaman tema acara tersebut. Untuk diketahui, acara ini memiliki tema “Konstitusi untuk Kita”.
“Konstitusi untuk Kita artinya konstitusi untuk kita semua, rakyat warga negara yang memiliki kedaulatan atas negara ini sesuai UUD kita yang menegaskan rakyatlah yang memiliki kedaulatan atas negeri ini. Dan anak-anak bagian dari rakyat negeri ini. Dan persoalan konstitusi, persoalan bangsa ini tidak dititiberatkan pemecahannya pada disiplin ilmu hukum semata,” jelas Janedjri pada acara yang juga dihadiri Direktur Pusako, Saldi Isra.
Sebab, persoalan bangsa Indonesia bermacam-macam dan tidak dapat dipecahkan lewat disiplin ilmu hukum saja. Hal itu terlihat dari perkara-perkara yang masuk ke meja persidangan MK. Tidak hanya perkara yang terkait persoalan hukum saja, perkara yang terkait disiplin ilmu lain juga harus ditangani MK.
“Misalnya, mulai dari pornografi, porno aksi, olahraga, agama, tambang, sumber daya air sampai dengan persoalan yang tadi menjadi tema di babak final ,yaitu tentang pimpinan DPR berasal dari partai politik pemenang pemilu legislatif,” ungkap Janedjri.
Terkait dengan final Debat Konstitusi pada acara Pekan Konstitusi, Janedjri tidak bisa memastikan argumentasi siapa yang benar. Sebab, seperti dalam pelaksanaan persidangan MK, para siswa berhasil meyakinkan dewan juri dalam membangun argumentasi. Oleh karena itu, Janedjri mengingatkan bagi pihak yang menang tidak perlu sombong dan bagi pihak yang kalah tidak perlu bersedih hati. Sejatinya, dari pelaksanaan acara Pekan Konstitusi ini, calon-calon pemimpin bangsa dari Sawahlunto sudah mulai muncul.
“Saya sungguh sangat bahagia. Tadi bersama Pak Walikota dan Bapak Ketua DPRD menyaksikan para siswa ini masih SMA tapi bisa menyampaikan argumentasi yang merupakan pelajaran di semester delapan fakultas hukum. Ini sangat membanggakan,” tutur Janedjri bahagia.
Sesaat sebelum menutup acara tersebut, Janedjri menyampaikan saran agar Kota Sawahlunto dapat membangun sektor wisata, khususnya wisata Konstitusi. Sebab, salah pemikir besar bangsa ini yakni M. Yamin merupakan putra asli Sawahlunto. “SMA pemikirannya sudah sangat luar biasa. Jadi tolong dikembangkan potensi yang sudah ada saat ini dalam diri anak-anak. Jangan pernah berhenti belajar. Teruslah menuntun ilmu, insya Allah semakin pintar dan pandai sehingga bisa mengawal bangsa dan negeri ini berlandaskan dengan Konstitusi,” tandas Janedjri sembari menutup secara resmi acara tersebut. (Hendy Prasetya)