Tidak hanya piawai memimpin sidang ataupun membuat putusan, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva juga piawai memberikan motivasi kepada para siwa-siswi sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Dalam acara wisuda siswa-siswi SMP/SMA Insan Cendekia Madani, Serpong, Tangerang, Banten pada Minggu (15/6), Hamdan memberikan motivasi kepada wisudawan/wisudawati mengenai pentingnya belajar untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan sebagai penentu keberhasilan seseorang. “Akan ditinggikan derajat di antara kalian, yaitu orang-orang yang berilmu dan dan orang-orang yang beriman,” ujar Hamdan mengutip surat Al-Mujaadilah, ayat 11.
Diingatkan oleh pria kelahiran Bima tersebut, dalam mengenyam pendidikan harus diniatkan untuk mencari ilmu, bukan untujk mencari kerja, karena sesuai dengan janji Allah, orang yang berilmu akan dinaikkan derajatnya.
Mantan anggota Panitia A Hoc I Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menceritakan bahwa dirinya tidak pernah pernah membayangkan menjadi anggota dewan bahkan menjadi ketua MK sekalipun. Namun dengan ilmu, Hamdan merasa bersyukur diberikan kedudukan seperti saat ini.
Lebih lanjut Hamdan juga mengingatkan kepada seluruh hadirin akan pentingnya penguasaan bahasa, karena bahasa merupakan jendela ilmu sehingga banyak pesantren yang mewajibkan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Hamdan memuji SMP-SMA Insan Cendekia Madani yang juga menerapkan penggunaan bahasa asing tersebut disamping bahasa Indonesia, sehingga siswa-siswi memiliki kesempatan mendapatkan ilmu lebih luas.
Pria yang pernah berprofesi sebagai pengacara itu juga mengingatkan kebutuhan penguasaan teknologi. Menurut Hamdan, siswa-siswi saat ini lebih diuntungkan dengan keberadaan teknologi informasi yang memudahkan mencari sumber ilmu pengetahuan, bahkan di ruang tidur sekalipun. Hamdan menuturkan, di masa lalu sulitnya mencari sumber ilmu pengetahuan karena tidak banyak toko buku yang menyediakan buku yang dicari. “Kalaupun ada mahal harganya,” kenang Hamdan.
Selain itu Hamdan menyebutkan, karakter juga sebagai penentu keberhasilan seseorang. Dalam menghadapi persaingan global seseorang dituntut memiliki karakter yang kuat, “tidak ada bangsa maju yang tidak memiliki karakter yang kuat.”
Dikatakan olehnya, dengan perkembangan teknologi informasi, di mana budaya luar mudah masuk hingga ke kamar kita, oleh karena itu Hamdan mengingatkan pentingnya penguatan karakter dalam identitas sebagai orang Islam di Indonesia dan karakter cendekiawan muslim. “Jangan sampai karena pengaruh budaya, kita kehilangan karakter sebagai orang Islam,” ujar Hamdan.
Menurutnya, karakter umat Islam di Indonesia berbeda dengan ummat Islam di Timur Tengah yang keras. Dengan karakter itu dirinya merasa yakin peradaban Islam justru lahir dari Asia Tenggara, tepatnya Indonesia. Diungkapkan Hamdan, karakter orang Indonesia akan nampak berbeda jika berkunjung ke negara lain. Menurutnya, karakter orang Indonesia dalam menghormati orang tua di rumah senafas dengan ajaran Al-Qur’an.
Kunci keberhasilan lain yang penting menurut Hamdan adalah berdoa. Karena dengan berdoa dapat mengatasi campur tangan Tuhan membawa kebaikan bagi kita. Pada akhir sambutannya, Hamdan membacakan puisi salah satu sastrawan favoritnya, Kahlil Gibran, yang berjudul “Anak-anakmu” (Ilham/mh)