Ketua MK menghadiri sekaligus memberikan ceramah kunci pada acara Launching dan Bedah Buku karya penulis Hazairin, mantan aktivis 1998, di Aula Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, Jumat (8/3). Dalam acara tersebut, turut hadir pejabat Pemkab dan Pemkot Bima seperti Wakil Bupati Bima, Dahlan M. Noer, Sekda Kab Bima Taufik HAK, Asisten II Setda Kota Bima Alwin Yasin, kalangan Akademisi dan para Mahasiswa di sejumlah Perguruan Tinggi Bima.
Mengawali paparannya, Anwar menyampaikan keharuannya setelah membaca isi buku berjudul “Nurani Keadilan, Refleksi Diri dan Keberagaman” karya Hazairin. Anwar pun menetes air mata haru saat membaca buku karya anak bangsa, putra asli Bima. "Buku ini karya tulis putra Bima yang berjudul Nurani Keadilan, Refleksi Diri dan Keberagaman. Terus terang, baru buku ini yang membuat saya terharu dan meneteskan air mata," ucapnya saat membuka Launching dan bedah buku, “Nurani Keadilan (Refleksi Diri dan Keberagaman)”.
Namun di sisi lain, Anwar merasa terpukul karena Bima masih dinilai sebagai daerah terbelakang di Indonesia, salah satunya dari aspek pendidikan. Padahal banyak tokoh sukses di pentas nasional yang berasal dari Bima. "Bahkan dua Putra Bima pernah menjadi Ketua MK, jadi sangat disayangkan jika saat ini Bima belum memiliki Universitas sendiri, harusnya Bima lebih maju lagi," tuturnya singkat.
Sebelumnya, Penulis Buku, Hazairin AR dalam sambutan singkatnya menegaskan bahwa inti dari semua diskursus yang dibangun dalam bukunya itu mengajak umat manusia agar tidak hanya berpikiran cerdas tetapi juga harus masuk ke alam berpikir yang tercerahkan. Sebab, hanya dengan itu kita baru bisa bicara ada keteladanan secara personal, ada keteladanan secara berkelompok dan ada keteladanan dalam kehidupan bernegara.
Menurut Hazairin, keteladanan itu bukan hanya sebuah kata atau tafsir, tapi keteladanan itu tumbuh karena dia dituntut oleh hati nurani sebagai satu rupa sejati umat manusia. "Intinya dia harus punya varian, yang pertama amanah sebagai penyampai kebenaran, kemudian cerdas membuat diplomasi dan dapat dipercaya," papar pria yang saat ini mengabdi di BNN Pusat ini.
Sementara itu, Ketua STISIP Mbojo Bima, Mukhlis Ishaka, mengakui bahwa bedah buku ini merupakan kegiatan yang pertama dilaksanakan di Kampus STISIP Mbojo Bima. Karenanya secara khusus pihaknya menyampaikan apresiasi kepada penulis yang menempatkan Kampus STISIP Mbojo sebagai tempat pelaksanaan bedah buku hasil Karya tulisnya. "Diharapkan nantinya kita bisa mengikuti, memberikan masukan dan menelaah buku hasil karya tulis beliau untuk pengembangan ke depan," ungkap Mukhlis.
Mukhlis berharap, kegiatan ini semoga dapat mendorong semangat kalangan akademisi untuk banyak menulis buku. "Kalau di STISIP Mbojo sebenarnya sudah banyak yang menulis buku seperti ini, namun belum ada satupun yang dibedah, semoga kegiatan ini menjadi spirit agar buku yang di tulis dapat dibedah," harapnya.
Mewakili Pemerintah Kota Bima, Asisten II Setda Kota Bima, Alwi Yasin, dalam sambutan singkatnya menegaskan bahwa orang yang memiliki literasi yang baik adalah yang mampu menciptakan kecerdasan yang baik pula. "Orang-orang cerdas itu adalah orang yang memiliki literasi yang memadai yaitu orang yang memiliki kecerdasan yang baik, profesional dan berkepribadian," tegasnya singkat.
Wakil Bupati Bima, Dahlan M. Noer, juga memberikan apresiasi khusus pada penyelenggaraan launching dan bedah buku yang dilaksanakan STISIP Mbojo Bima. Hal ini sesuai dengan salah satu program Kabupaten Bima yang saat ini sedang mengembangkan budaya literasi di Bima. (Wengky/Ega/NRA)