Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013 Mahfud MD ngabuburit bersama jamaah dan warga di masjid terbesar di NTB sembari berbicara tentang sosialisasi peningkatan pemahaman hak konstitusional dalam Halaqah Konstitusi 2018. Kegiatan sosialisai hak konstitusi ini diselenggarakan MK bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/5) di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, NTB.
Dalam sambutannya, Mahfud mengaku takjub dan kagum dengan kemegahan Masjid Hubbul Wathan. Ia teringat masa kecil dan juga cerita tentang zaman-zaman kemerdekaan, saat kondisi masjid tidak sebaik saat ini, bahkan tak sedikit yang kumuh dan kotor. Adapun masjid-masjid dengan kondisi yang bagus, biasanya masjid-masjid yang berada di dalam lingkungan keraton. Sekarang kita punya masjid (Hubbul Wathan) yang begini mewah dan indah, (bentuk) kotaknya ingatkan saya saat umrah di Masjid Tanim agak mirip arsitekturnya meski tidak sama persis," ujar Mahfud.
Mahfud mengatakan. kondisi masjid yang jauh berbeda saat ini dengan di masa penjajahan, sebelum Indonesia merdeka dan mempunyai konstitusi. Masyarakat Indonesia khususnya umat Islam sebagai mayoritas sengaja dimundurkanoleh penjajah dengan berbagai cara termasuk menyangkut persoalan keagamaannya."Orang Islam dimundurkan, masjid dibuat jelek, lulusan agama, madrasah kerjanya hanya buruh ngaji, enggak ada orang Islam bisa jadi profesor, tidak bisa masuk pendidikan," lanjutnya.
Baru pada tahun 1952, lewat KH Wahid Hasyim yang menjadi Menteri Agama dalam kebijakannya membuat kesetaraan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. "Hasilnya banyak santri yang masuk SMA, dan menjadi pegawai negeri. Sebelum itu yang jadi pegawai negeri itu anak penjaga atau priyayi saja," kata Mahfud.
Untuk itu. Mahfud mengajak masyarakat mensyukuri dan memahami makna kemerdekaan. Kemerdekaan dalam pembukaan UUD itu bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia."Sebelum merdeka harkatnya enggak ada orang Indonesia dianggap bodoh, martabat kita diinjak-injak," ucapnya.
Mahfud melanjutkan, perjuangan kemerdekaan juga dilakukan KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah sebagai embrio pergerakan perjuangan di bidang pendidikan. KH Ahmad Dahlan membuat petisi agar guru-guru mendapatkan gaji yang lebih layak, dan juga memperhatikan keselamatan dalam pelayanan haji.
"Umat Islam disadarkan bangkit melawan penjajah. Muhammadiyah membangkitkan kesadaran, lalu NU tampil melawan penjajah," kata dia. Mahfud menekankan, kemerdekaan merupakan perjuangan yang sangat luar biasa dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya. "Ini yang harus sama-sama kita jaga, soal ada kekurangan dalam bangsa kita, semisal korupsi ya kita perbaiki bersama," ungkapnya. (Utami/LA)